Puluhan Kilometer Jalan Prabumulih Rusak Parah, Ini Penyebabnya

Tidak hanya melintasi jalan negara yakni Jalan Lingkar Timur kota Prabumulih tapi juga melintasi jalan-jalan kota Prabumulih seperti jalan jenderal Su

Penulis: Edison | Editor: M. Syah Beni
Tribunsumsel.com/ Edison
Kondisi jalan di Prabumulih 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari

TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Meski peraturan Gubernur melarang angkutan khususnya truk batubara dan kayu melintas di siang hari di jalan negara serta Walikota Prabumulih melarang truk angkutan melintas jalan kota, namun truk-truk bertonase diatas 20 ton tersebut nekat melintas bahkan tidak menganggap larangan itu.

Tidak hanya melintasi jalan negara yakni Jalan Lingkar Timur kota Prabumulih tapi juga melintasi jalan-jalan kota Prabumulih seperti jalan jenderal Sudirman, jalan bukit lebar, jalan bakaran dan jalan Kelurahan Muaradua kota Prabumulih.

Pantauan Tribun Sumsel, setiap hari truk-truk khususnya truk batubara yang paling banyak melanggar melintasi jalanan lingkar timur Prabumulih dengan cara konvoi.

Truk-truk itu melakukan konvoi dengan jarak antar mobil sekitar 5 sampai 10 meter.

Konvoi truk batubara di siang hari itu selain membuat jalanan menjadi rusak parah, pengendara lain tidak bisa menyalip dan macet, juga menumbulkan jalan dipenuhi debu.

Bahkan, sesuai data Dinas PU Prabumulih tercatat sepanjang sekitar 20 kilometer lebih Jalan Lingkar Timur kota Prabumulih mengalami kerusakan parah baik disisi kiri maupun kanan.

Kondisi tersebut membuat masyarakat kota Prabumulih dan pengendara pengguna jalan mengeluh.

Padahal sesuai Peraturan Gubernur Sumsel tentang truk batubara dan kayu hanya boleh melintas antara pukul 18.00 (sore) hingga pukul 06.00 (pagi).

"Sekarang ini sudah bebas sekali truk angkutan khususnya truk batubara melintasi jalan di Prabumulih baik jalan jenderal sudirman maupun jalan lingkar timur pada siang hari, mereka sudah tidak lagi menghiraukan adanya peraturan gubernur maupun peraturan walikota," ungkap Putra Jaya (43) satu diantara warga di Jalan Lingkar Timur Prabumulih ketika diwawancarai Tribun sumsel, Senin (31/7/2017).

Putra mengatakan, tidak hanya adanya peraturan gubernur dan peraturan walikota, truk batubara dan kayu masih melintas meski Walikota Prabumulih, Ir H Ridho Yahya MM maupun tokoh-tokoh lembaga swadaya masyarakat terus menghalau truk melintas siang hari.

"Sepertinya memang sopir-sopir truk ini dibekingi orang-orang besar sehingga tidak mempan dihalau tokoh, walikota maupun dirazia polisi," bebernya kesal.

Padahal menurut, truk-truk angkutan kayu dan batubara tidak ada untungnya bagi daerah dilintasi, bakan sangat mengganggu serta membahayakan masyarakat khususnya pengendara.

"Jalan rusak makin parah, penuh debu, apalagi konvoi ramai bisa membuat kemacetan. Lihat saja jalan lingkar timur itu, dri ujung Tugu Nanas Kelurahan Patih Galung hingga tugu air mancur Kecamatan Cambai rusak parah, mungkin lebih dari 20 kilometer rusak seluruhnya," keluhnya seraya mengatakan tidak lama lagi jalan lingkar simpang lima dalam waktu dekat akan diblokir ratusan anggota beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Hal yang sama disampaikan Joko (32) warga Kelurahan Muaradua Kecamatan Prabumulih Timur yang menuturkan pihaknya sangat kesulitan setiap melintas jalan lingkar kota Prabumulih khususnya ketika hujan disebabkan jalan seluruhnya rusak akibat truk bertonase besar seperti truk kayu dan batubara melintas siang-malam.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved