Dibilang Jangan Loncat Wanita Ini Malah Langsung Meluncur Menyusul Jasad Kakaknya yang Sudah Kaku

Menurut dia, saat ini pihak manajemen masih mengikuti pemeriksaan polisi dari Polrestabes Bandung.

Editor: Hartati
(KOMPAS.com/Putra Prima Perdana)
Dua wanita tewas setelah meloncat dari apartemen di Bandung, Senin (14/7/2017). 

TRIBUNSUMSEL.COM, BANDUNG - EP (34) dan ESP (28), kakak beradik melakukan bunuh diri dengan cara melompat dari balkon apartemen lantai 5 Apartemen Gateway, Jalan Ahmadyani, Kota Bandung, Senin (24/7/2017) sore.

Kepala Satpam apartemern Gateway, Dede Syofian membenarkan peristiwa bunuh diri itu dilakukan oleh penghuni Apartamen Gateway.

"Ya, tapi mereka mengontrak di tempat ini," ujarnya ditemui di Pos 3 Pengamanan Gateway, Kota Bandung, Senin (24/7/2017) malam.

Menurut dia, saat ini pihak manajemen masih mengikuti pemeriksaan polisi dari Polrestabes Bandung.

Yudha (35), office boy di Gateway mengaku melihat langsung perempuan kedua meloncat bunuh diri dari lantai 5 berketinggian sekitar 20 meter itu.

"Saya lagi nyapu di belakang, pas rame ada yang bunuh diri saya ke depan. Perempuan pertama sudah meninggal," ujarnya.

Melihat ESP bergalantungan hendak menyusul kakaknya yang sudah loncat itu, Yudha mengatakan, baik satpam maupun masyarakat yang melihat kejadian itu terus berteriak melarang ESP meloncat.

"Jangan loncat, jangan loncat," kata Yudha menirukan suara warga yabg berusaha mencegah ESP meloncat..

Namun, ESP tak menggubris teriakan itu dan tetap meloncat.

Sementara  Dewi (35), saksi mata di lokasi kejadian mengaku dirinya melihat kedua wanita itu saat meloncat.

"Saya turun dari angkot. Ada yang teriak-teriak dari atas gedung. Ternyata di bawah, seorang perempuan sudah tergelatak, tak lama seorang lagi yang teriak-teriak tadi langsung loncat menyusul," ujarnya.

Dewi yang merupakan pegawai laundry itu mengaku mengenal kedua perempuan tadi. Keduanya memang sering mengirimkan baju kepada Dewi.

"Tadi pagi malah saya sempat ketemu mereka," ujarnya.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri. Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Berikut daftar layanan konseling yang bisa Anda kontak:

Gerakan "Into The Light"

Facebook: IntoTheLightID

Twitter: @IntoTheLightID

Email: intothelight.email@gmail.com

Web: intothelightid.wordpress.com

(Tribun Jabar, Dian Nugraha Ramdani)

Berita ini sudah tayang di Tribun Jabar dengan judul Detik-detik Dua Wanita Loncat dari Apartemen, Warga Teriak: Jangan Loncat, Jangan Loncat

Gadis Ini Jadi Juara 2 di Kelas, Ia Malah Bunuh Diri, Hanya Karena 1 Kalimat Ini dari Ayahnya

TRIBUNSUMSEL.COM-Selepas sekolah, murid-murid di Taiwan biasa tidak akan pulang ke rumah.

Mereka biasanya makan dan istirahat.

Setelah pulang sekolah, kebanyakan dari mereka akan pergi mengikuti pelajaran tambahan hingga pukul 9 atau 10 malam.

MRT akan penuh dengan murid-murid berseragam di jam-jam segitu.

Ada yang bilang, tekanan untuk naik kelas itu sangat besar.

Baca juga: Dulu Sempat Terkenal, Begini Nasib Udin Sedunia Sekarang !

Baca juga: Lubang Kecil ini Membuat Banyak Orang Panik Bahkan Histeris, Saat Diperiksa Polisi ini yang Terjadi

Baca juga: Tak Acungkan Tiga Jari Saat Foto Bareng dengan Anies Baswedan Tapi Lihat Ekspresi Wajah Inul

Hal itu membuat murid di Taiwan hanya menjadi mesin ujian.

Banyak orang tua yang tidak tahu, tuntutan yang terlalu berlebihan ini membuat mereka tidak menikmati hidup.

Dilansir dari Buzzhand, ada seorang netizen Malaysia, bernama Muhammad.

Ia berkenalan dengan seorang ibu, saat mendengar cerita anak ceweknya yang berumur 15 tahun.

Muhammad langsung menangis.

Ibu ini adalah seorang yang berpendidikan tinggi.

Ia dan suaminya sangat dihormati oleh lingkungannya.

Namun beberapa waktu lalu, dia melihat sendiri anak perempuannya gantung diri.

 Saat anaknya berumur 4 tahun, kemampuan membacanya sudah lebih jago daripada anak seumurannya.

Dari kecil sampai besar, ayahnya selalu mendidiknya dengan ketat.

Harus selalu belajar, dari dulu nilainya tidak pernah mengecewakan orang tuanya.

Baca juga: Usai Posting Foto Begini, Nikita Mirzani Ditantang Netizen 'Bugil'

Dia mengorbankan waktu bermain dia, waktu bersama temannya, dan tak hentinya belajar dengan giat.

Suatu malam, sehari sebelum hasil ujian diumumkan, anak gadis ini bertanya pada ayahnya,

"kalau suatu saat aku bukan lagi anak yang pintar, tidak juara 1, papa akan bagaimana?",

ayahnya dengan tenang menjawab, "ya, kamu bukan anak papa lagi!" 

Keesokan harinya, anak ini pergi ke kamar, lalu mengeluarkan suara teriakan yang sangat keras, orang tua terkejut dan langsung mengetok pintu kamarnya.

Karena tak dibuka, akhirnya pintu pun didobrak, saat melihat ke dalam.

Hanya bisa melihat leher anaknya yang sudah tergantung, dia sudah tak bernafas.

Semua ini, hanya karena hasil ujian dia "juara 2"!

Ternyata baru diketahui, hubungan dia dan ayahnya sangat dingin.

Anaknya sering berusaha untuk menghangatkan hubungan mereka, namun tidak pernah berhasil!

Ibunya berkata, "pernah suatu kali, saat ulang tahun ayahnya, ia membuatkan kue dengan tangannya sendiri.

Namun ayahnya malah memarahinya dan menyuruh dia untuk jangan memboroskan uang, dan pergi belajar!"

Yang lebih parah lagi, anaknya pernah bangun sangat pagi, sengaja menyiapkan sarapan untuk keluarga.

Namun ayahnya malah berkata, "kamu mau jadi pembantu?". Ini benar-benar menyakitkan hatinya.

 Muhammad membagikan ceritanya ini ke sosial media, berharap agar kejadian tragis ini tidak lagi terjadi pada keluarga lainnya!

Sekolah, meski nilai itu penting, namun bersosialisasi, berteman dan masa-masa muda itu tidak dapat terulang!

Baca juga: Parah Abis Video Turun Naik Challenge Ini ! Netizen Bilang Si Cowok Menang Banyak !

Baca juga: Sempat Banting Handphone, Deddy Corbuzier Menangis Usai Nonton Film ini !

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved