Mereka Terus Berjuang
Kisah Bu May Penjual Gado-gado yang Berangkat Umrah, 3 Bulan Sebelumnya Baru Kehilangan Sosok ini
Meskipun usia tak muda lagi yaitu 53 tahun, Marwati atau yang dikenal Buk May merupakan penjual Gado-Gado yang ada di Jalan KH. A. Azhari No. 25
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: M. Syah Beni
Laporan wartawan TribunSumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Meskipun usia tak muda lagi yaitu 53 tahun, Marwati atau yang dikenal Buk May merupakan penjual Gado-Gado yang ada di Jalan KH. A. Azhari No. 25, 7 Ulu Palembang tetap semangat menjalankan usahanya.
Dibalik keramahan dan kegigihanya menjalankan usaha Gado-Gado, sebenarnya ia masih berduka.
Lantaran baru tiga bulan suaminya (A Rohim) meningal.
"Dulu saat masih ada suami saya, suka belanja bareng dan mempersiapkan dagangan bersama-sama. Namun setelah bapak tak ada, ibu hanya belanja sendiri dan saat berjualan dibantu sanak keluarga," ujar Buk May, Senin (24/7/2017).
Ia pun bercerita kalau tahun lalu ia sudah menjalankan ibadah Umroh.
Tadinya ingin pergi bersama suaminya, namun Alm A Rohim belum ingin umroh.
Rencananya tahun ini Alm berangkat umroh, namun sayang dia sudah tiada.
"Tak terasa kami baru mengelar 100 hari kepergian Alm. Jadi Sabtu dan Minggu kemaren saya tutup dan tidak berjualan dan baru buka Senin. Biasanya setiap hari saya berjualan dari pukul 9.00 sampai habis. Mungkin suami saya sudah yakin kalau saya mampu menjalankan hidup setelah kepergiannya, ya ini lah satu-satunya pencarian nafkah saya untuk melanjutkan hidup," bebernya.
Antri Gado-gado seperti Antri di Bank
Saat Anda ke Pasar 7 Ulu Palembang, jangan heran kalau melihat tempat yang jual Gado-Gado ramai pengunjung, namanya Gado-Gado Bu May.
Saking ramainya di sini saat Anda akan membeli diberikan nomor antrian loh.
"Kami berikan nomor antrian biar tertib dan aman. Soalnya kalau gak dikasih nomor antrian nanti dibilang pilih kasih, soalnya ramai," ujar Bu May sembari terus meracik Gado-Gado tanpa henti, Senin (24/7/2017).
Gado-Gado yang dijual Bu May ini sudah ada sejak tahun 1999.
Bahan yang digunakan sama seperti Gado-Gado pada umumnya yaitu kangkung, camba, kubis, timun, tomat, tahu, lontong dan bumbu kacang khas Gado-Gado.
Saat Tribun Sumsel berkesempatan mencicipi, bumbu kacang yang digunakan butiran-butriannya masih terasa, sehingga saat dimakan terasa kres-kres berpadu dengan sayur dan lontong tentunya menambah kenikmatan saat memakannya.
"Seporsi Gado-Gado hanya dijual Rp 10 Ribu. Setiap harinya bisa habis lebih dari 60 bungkus. Untuk kacangnya sehari bisa habis 10 kg. Kami buka mulai Pukul 09.00 hingga habis. Biasanya pukul 12.00 sudah habis," bebernya.
Sementara itu Sari pelanggan yang sedang antri membeli Gado-Gado mengatakan, kalau ia sering membeli Gado-Gado di sini karena rasanya enak dan harganya terjangkau.
Bahkan ia datang dari 2 Ulu ke Pasar 7 Ulu ini.
Sedangkan Lia, pelanggan yang sudah mengantri selama 30 menit mengatakan, kalau ia sering membeli Gado-Gado di sini karena memang rasanya pas dilidah.
"Kalau antri itu paling cepet 30 menit baru dapat, bahkan terkadang sudah selesai belanja dari pasar masih belum dipanggil nomor antrinya karena memang banyak yang antri," bebernya.