Anda Pengembang Games? Buatlah Games Agar Orang Ketagihan. Mengapa ? Ini Alasannya
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Komputer Indonesia Prof Richardus Eko Indrajit mengatakan saat ini Games mulai marak saat ini.
Penulis: Weni Wahyuny |
tribunsumsel.com/Weni Wahyuny
Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Komputer Indonesia Prof Richardus Eko Indrajit saat menjadi narasumber Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Developer Day Palembang 2017 di Ballroom Hotel Novotel Palembang, Minggu (9/7/2017).
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL.COM,PALEMBANG -- Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Komputer Indonesia Prof Richardus Eko Indrajit mengatakan saat ini Games mulai marak saat ini.
Eko menyebutkan bahwa setiap hari mendapatkan protes dari orangtua dan guru karena banyak anak-anak yang main Games, itu berarti industri Games sedang menanjak.
"Saya mengkritik untuk pengembang Games yang kebanyakan membuat Games itu harus ada tujuan," katanya saat menjadi narasumber pada Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Developer Day Palembang 2017 di Ballroom Hotel Novotel Palembang, Minggu (9/7/2017).
Menurut Eko Games tidak lagi berada di ruang hampa sebagai sarana bermain semata tapi games juga dipakai untuk media belajar, alat eksperimen, simulasi skenario bisnis, virtualisasi dunia nyata.
"Spektrum aplikasi Games dan aplikasi telah berkembang dari masa ke masa. Industri Games telah bertransformasi dan berkonvergensi secara signifikan," tambah Eko.
Eko menerangkan Games harus dikembangkan dengan Multi dan Trans disiplin ilmu. Games yang baik, lanjut Eko tidak selalu harus kompleks dan animatif tapi sesuai tujuan menarik, mendidik, membuat ketagihan dan menyenangkan.
"Pada saat ketagihan orang pasti mengeluarkan uang," ucapnya.
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menilai perkembangan kualitas konten digital banyak mengalami perkembangan yang signifikan. Tak hanya itu, Bekraf juga bangga karena kalangan muda menjadi penggagasnya.
Untuk itu, Bekraf bertekad mengisi kekosongan skill antara pendidikan dan industri melalui pelaksanaan Bekraf Developer Day (BDD) di beberapa kota besar di Indonesia. Salah satunya adalah BDD Palembang yang diselenggarakan pada Minggu (9/7) di Hotel Novotel Palembang.
BDD Palembang yang diikuti oleh ratusan peserta tersebut menjadi ajang interaksi antara praktisi industri digital yang sudah sangat berpengalaman dengan developer pemula.
Bekraf sebagai bagian dari pemerintah memberikan stimulasi dan pendampingan bagi developer muda yang memang serius untuk mengembangkan ide-idenya. Sehingga, BDD diharapkan bisa melahirkan banyak tenaga kerja yang sesuai kebutuhan industri serta semakin bertambahnya produk-produk ekonomi kreatif digital.
Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari mengatakan Indonesia memiliki prospek yang sangat cerah dalam bidang industri digital. Tak hanya dari sisi kuantitas developer yang sangat banyak, pegiat teknologi digital juga semakin kreatif dan beragam.
"Yang menarik, perkembangan teknologi digital banyak mengambil konsep dari kearifan lokal. Nah, konsep inilah yang jarang dimiliki oleh industri digital negara lainnya," katanya.
Hari mencontohkan bagaimana perkembangan perusahaan Go-Jek, layanan aplikasi transportasi yang semakin berkembangan dengan pesat.
Malah, lanjut Hari tak hanya layanan aplikasi, perusahaan yang kini bernilai triliunan rupiah tersebut juga memberikan menjadi pilihan layanan yang tidak hanya transportasi tapi menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat, seperti layanan belanja, isi pulsa telepon hingga layanan kecantikan dan kebutuhan kendaraan.
Tujuan BDD sendiri adalah meningkatkan kapasitas dan kompetensi para pelaku developer, menciptakan ekosistem bagi para pelaku di subsektor aplikasi, game, web dan IOT serta kolaborasi para developer dalam suatu platform.
