Guru Beritahu Putriku Memukul Orang, Saat Aku Hadir, Aku Balas dengan 1 Kalimat Bikin Bungkam
Kita harus terlebih dahulu mendengarkan dibandingkan langsung melontarkan "hakiman"
Ibu dari murid laki - laki itu menangis dan ayahnya kelihatan marah sekali tapi malu.
Guru - guru di sana pun tidak berani melihat mataku, aku langsung pelototin KepSek :
Aku : "Aku bawa dia pulang, si bocah ingusan itu sudah dapat ganjarannya.
AKu berharap masalah ini tidak akan terjadi lagi, tidak untuk putriku dan murid wanita yang lain!
Ini adalah tindakan pelecehan seksual, kalau ini sempat terulang lagi, aku akan laporkan sekolah ini ke kepolisian dan menteri pendidikan. INGAT ITU!"
Aku bawa putriku pulang dan aku sangat marah kepada guru dan KepSek itu.
Putriku menangis dalam pelukan aku dan berterimakasih karena telah mau percaya kepadanya.
Ibu ibu, bapak bapak, dan kamu yang akan menjadi orangtua suatu hari nanti.
Jika anakmu mengalami kesulitan di sekolah, percayalah kepada anakmu.
Dengarkan dulu anakmu, kenapa dia sampai melakukannya?
Apa yang terjadi kalau sampai waktu itu aku langsung memarahi putriku? Bukankah dia akan jadi merasa dia gak salah tapi disalahkan?
Fungsi kita sebagai orangtua adalah menaungi anak - anak kita, mengarahkannya ke arah yang benar, dan membantunya.
Sebuah buku kuno ada berkata,"Cepat mendengarkan dan lambatlah berkata - kata".
Yang dimaksudkan di sini adalah, ketika kita menghadapi satu masalah.
Janganlah terlebih dahulu mengeluarkan kata - kata yang tak terlalu penting sebelum mendengarkan keseluruhan kasus hingga selesai.