Satu Keluarga Kena Tembak

Diki Sopir Naas Saat Razia Semakin Membaik tapi Belum Diizinkan Diperiksa

Apa bila nanti perkembangannya makin bagus, rencananya semua peralatan yang selama ini dipasang akan di lepas.

Penulis: Eko Hepronis | Editor: Hartati
zoom-inlihat foto Diki Sopir Naas Saat Razia Semakin Membaik tapi Belum Diizinkan Diperiksa
tribunsumsel.com/Eko Hepronis
Gubernur Sumsel Alex Noerdin saat melihat kondisi Diki di Rumah Sakit Sobirin Kabupaten Mura, di Kota Lubuklinggau beberapa waktu lalu.

TRIBUNSUMSEL.COM, LUBUKLINGGAU -- Kondisi Gatot Sudari alias Diki sopir naas saat menerobos razia Polisi di Jalan Lingkar HM Suharto Kelurahan Simpang Periuk, Kecamatan Selatan II, yang menewaskan Surini (54) dan Indra Yani (35) perlahan-lahan mulai membaik dan ‎mulai akan diberi makan.

"Saat ini kondisinya cukup bagus, seiring membaiknya kondisi Diki tim dokter yang menangani Diki rencananya akan mulai memberinya makanan, Siapa tahu tidak apa-apa," ungkap Dirut Rumah Sakit Sobirin, Kabupaten Mura yang terletak Kota Lubuklinggau, dr Harun pada Tribunsumsel, Selasa (25/4/2017)

Hanya saja, walaupun akan coba diberi makan, Diki akan tetap ditempatkan di ruang Intensive Care Unit (ICU) sampai tiga hari ke depan.

Apa bila nanti perkembangannya makin bagus, rencananya semua peralatan yang selama ini dipasang akan di lepas.

‎"Kondisinya sekarang stabil dan suhu tubuhnya juga mulai stabil. Komunikasi sudah bisa ngobrol, dalam artian ketika dipanggil nama sudah bisa menoleh, bahkan dia sudah bisa mengeluhkan di mana sakitnya," ucapnya.

Ia pun menceritakan saat pertama kali masuk rumah sakit Diki tertembak di bagian lambungnya, Namun sudah di operasi oleh tim dokter.

Dan semua proyektil peluru sudah berhasil dikeluarkan.

"Tapi untuk dilakukan pemeriksaan sampai saat ini belum bisa. Alasannya karena dia belum bisa bicara.‎ Itulah sebabnya kita belum bisa merekomendasikan untuk pemeriksaan karena kondisinya memang belum memungkinkan," katanya.

Sementara terkait ketatnya penjagaan Diki, dr Harun menegaskan jika Diki merupakan pasien titipan dari Mapolres Lubuklinggau.

Itulah sebabnya ‎Diki di jaga ketat oleh anggota dari Mapolres Lubuklinggau, sedangkan tugas rumah sakit hanya mempunyai tanggung jawab penyembuhan.

"Apalagi yang namanya ruang ICU itu harus steril. Kita juga tidak mau ruang ICU dimasuki orang sembarangan dan minimal orang yang berkunjung paling banyak dua orang. ‎Demi kenyamanan pasien. Jika terjadi apa-apa saya yang dituntut," ujarnya.

Sedangkan ketika ditanya ‎asal usul Diki, dr Harun juga menegaskan tidak mengetahui secara pasti Diki berasal dari mana, karena saat masuk rumah sakit dia menggunakan alamat keluarganya yang di Desa Belitar Muka.

"Keluarga dari Desa Belitar sudah beberapa kali datang menjenguk Diki. Namun keluarga aslinya belum ada yang kesini, kita juga tidak tahu dari mana asalnya," singkatnya.‎ (Joy)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved