Dinas Ini Pekerjakan Banyak Perempuan Dibanding Pria, Ini Alasanya
Rata-rata mereka memakai jilbab. Jilbab memang terlihat sederhana namun corak warnanya cukup menarik untuk dilihat.
Kepala Bidang (Kabid), Pencatatan Sipil, Helnasari SH saat dibincangi Tribun Sumsel di ruang kerjanya mengakui jika di kantor ia bekerja rata-rata perempuan.
Lebih dari 70 persenya. Misalnya , sebagai contoh, di Bidang Pencatatan Sipil yang ia bawahi.
Dari jumlah pekerja ada lebih kurang 16 orang. Rata-rata perempuan.
Sebagai perbandingan 14 perempuan dan 2 orang laki-laki.
“Untuk pelayanan ke masyarakat kita tempatkan pekerja wanita. Ini kan kantor layanan layanan kepada masyarakat harus diberikan secara maksimal. Di bidang kerja lain juga sama. Rata-rata banyak pekerja perempuanya,” jelasnya.
Banyaknya pekerja perempuan yang ditempatkan di Kantor Discapil ini, kata dia, berawal dari era Plt Bupati Maulan Aklil yang melakukan sidak di Disdukcapil.
Saat itu, Plt Bupati menyarankan agar petugas pelayanan ditempatkan atau ditempati wanita untuk melayani langsung masyarakat.
Serta wajib hukumnya bersifat ramah dan sopan dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
“Alhamduillah hal ini kami lakukan dan masih berjalan sampai saat ini,” ucapnya.
Selain itu. Ia mengatakan di bagian kerjanya rata-rata beragama muslim dan memakai hijab.
Untuk itu, agar terlihat rapi dan seragam, mereka membuat aturan tersendiri. Khususnya dalam pemakaian jilbab.
“Jilbab yang kami pilih dan menjadi andalan yakni berwarna merah hati. Penanpilan dan tatakrama harus baik, mengingat kita ini merupakan kantor pelayanan masyarakat, dan bersentuan langsung ke masyarakat,” ucapnya.
Sementara saat disinggung masih adanya pekerja yang mengenakan sandal jepit, kata Helnasari SH, sebenarnya itu tidak diperbolehkan.
Namun mengingat rata-rata pekerja menggunakan sepatu hak tinggi dalam bekerja sementara mereka harus mondar mandir membawa berkas dalam melayani masyarakat, diberi kelonggaran untuk menggunakan sandal.
“Tetapi ini tidak diperbolehkan dalam lingkup lebih luas. Mereka hanya boleh memakai sandal di lokasi-lokasi dan momen tertentu. Kalau keluar ruangan kerja harus menggunakan sepatu. Jadi terbatas. Saat mereka sibuk mondar mandir mengurus berkas di ruang saja yang boleh. Kita juga sudah menyiapkan lemari khusus untuk sepatu dan benda benda lainya, sehingga kerapian dan kebersihan kantor tetap terjaga,” jelasnya.(rws)