Bupati Tegaskan Segera Ambil Tidakan, Jangan Cuma Rapat Saja

OKU nomor 3 se sumsel dibawah prabumulih sudah dikatakan gawat, bukan sebagai prestasi segera ambil tindakan jangan tunda-tunda lagi.

Editor: Hartati
tribunsumsel.com/Retno Wirawijaya
Rapat Koordinasi Kepengurusan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Kamis (9/2/2017) pagi. 

TRIBUNSUMSEL.COM,BATURAJA - Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) mencatat, untuk tahun 2008 hingga 2017 ini ada sekitar 62 kasus penderita HIV/AIDS di OKU. 35 orang positif HIV dan 27 orang
positif AIDS dan satu tahun terakhir ada 5 kasus lagi ditangani.

Hal ini terungkap saat Rapat Koordinasi Kepengurusan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), Kamis (9/2) pagi.

Diakuinya, ada kesulitan untuk menanggulangi penyakit menular ini.

Dimana penyakit tersebut bagaikan fenomena gunung es.

Setiap penderita dilindungin kerahasiaannya oleh organisasi AIDS internasional.

Penderita ini hanya diketahui petugas yang khusus mengobati penderita saja.

"Kesulitan yang paling utama adalah dengan bersenggolan antara pihakmdinkes dan MUI, dimana MUI melarang adanya pelegalan kondom untuk seks bebas. Padahal kondom sangat diperlukan untuk menghindari hal tidak
diinginkan. Misalnya mengantisivasi penularan penyakit," ucapnya.

Saat ini yang hanya bisa dilakukan dinkes mencegah HIV Aids dengan sasaran utama para remaja, dimana anak-anak SMA saat ini dibentuk menjadi relawan pita merah.

Kemudian orang-orang yang beresiko, seperti tempat-tempat seks bebas. Kemudian dinkes telah melakukan
pemeriksaan kesehatan di RSUD dan Puskes Lubuk Batang.

Pihak KPA juga kesulitan pemeriksaan hanya sebatas konseling karena dokternya belum ada.

Seperti PCT Lubuk Batang.

Kemudian dari rumah sakit seperti Antonio dan DKT jika mengirim laporan jika ada penderita HIV tidak diakui dikarenakan tisak ada tekhnisi khusus HIV.

Bupati OKU Drs H Kuryana Azis, mengatakan tugas pemerintah dari semua lini memang harus bertanggung jawab terhadap apapun yang terjadi di masyarakat.

Pemerintah tidak bisa membiarkan penyakit ini berkembang di OKU.

Paling tidak pemda melakukan upaya mengurangi, karena sangat sulit untuk menghilangkan penyakit yang belum bisa disembuhkan ini.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved