Kabar Gembira Untuk PNS Pemkot Palembang, Uang TPP Tidak Dihapus, Berikut Penjelasan Lengkapnya
Plt Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Palembang, M Hoyin Rizmu, minta PNS Pemkot Palembang untuk tidak resah.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG, - Plt Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Palembang, M Hoyin Rizmu, minta PNS Pemkot Palembang untuk tidak resah.
Uang Tunjangan Perbaikan Penghasilan (TPP) untuk Desember tidak dihapus, tetapi tertunda dan akan dibayarkan pada Januari 2017.
Penundaan dilakukan terdapat defisit dalam anggaran pendapatan yang diperoleh Pemkot Palembang.
"Hanya isu saja jika TPP itu tidak dibayarkan, TPP tidak akan hilang, tetap kami bayarkan. Namun, diharapkan pengertiannya saja. Keuangan kita ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Keuangan kita sekarang berkurang, karena ada beberapa dinas yang anggaran pendapatannya tidak mencapai target, seperti beberapa pajak dan retribusi," jelasnya kepada Tribun Sumsel, Rabu (7/12/2016).
Hoyin memprediksi TPP untuk bulan Desember ini kemungkinan besar akan dibayarkan pada Januari, karena sampai saat ini masih dalam penghitungan.
"Kalau bulan-bulan kemarin saya rasa tidak ada masalah, tidak ada tunggakan, hanya bulan ini saja. Apalagi gaji, semuanya lancar," tegasnya.
Menurut Hoyin, TPP ini tak bisa dihapuskan begitu saja, karena sebagai motivasi bagi PNS di jajaran Pemkot Palembang dan dinikmati oleh seluruh PNS.
Hoyin mengatakan, Akibat isu ini ada beberapa bank yang enggan menerima pengajuan peminjaman, karena para PNS, banyak yang melakukan pinjaman dengan dana TPP tersebut.
"Kalau kata teman-teman itu, hapus saja perjalanan dinas, yang dinikmati oleh orang-orang tertentu saja. Kalau TPP inikan dinikmati oleh sekitar 15 ribu PNS di Pemkot Palembang. Mudah-mudahan pak walikota menekankan untuk tidak menghapuskan hak-hak dari pegawai," katanya.
Dibincangi Tribun Sumsel, Hoyin berharap ke depan TPP ini tidak akan menjadi masalah.
Mengingat APBD di kota Palembang yang dianggarkan sebesar Rp 3,1 triliun terbilang sehat karena Anggaran belanja langsung lebih besar dibandingkan dengan belanja tidak langsung.
"Belanja tidak langsung kita Rp 1,497 T sedangkan belanja langsung Rp 1,597 T, itu bisa dikatakan sehatlah," katanya.
Selengkapnya Baca di Tribun Sumsel, Edisi Kamis (8/12/2016)
