Hari Pahlawan

Kecewa pada Generasi Muda, Kakek Ini Bersepeda Sejauh 300 Kilometer

Kecewa akan banyaknya generasi muda yang masih kurang menghargai jasa-jasa pahlawan di masa lalu, seorang kakek berusia 72 tahun nekat

Daspriani Y Zamzami / Kompas.com
Kecewa karena banyak generasi muda yang tidak menghargai jasa pahlawan, Mukhtar Mahdi (72) nekat bersepeda menempuh jarak ratusan kilometer sambil membawa poster berisikan ansehat untuk generasi muda. Ia bersepeda dari Kota Lhokseumawe menuju Kota Banda Aceh. 

TRIBUNSUMSEL.COM-Kecewa akan banyaknya generasi muda yang masih kurang menghargai jasa-jasa pahlawan di masa lalu, seorang kakek berusia 72 tahun nekat bersepeda sejauh 300 kilometer untuk mengingatkan makna hari pahlawan.

Di sepedanya juga dipasang aneka poster bertuliskan nasihat agar masyarakat, terutama generasi muda, bisa memiliki akhlak yang baik dan menghargai orang lain.

Kakek tersebut bernama Mukhtar Mahdi. Ia adalah seorang pria tua asal Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.

Muhktar Mahdi yang akrab dipanggil dengan Oom ini mengaku resah dan kecewa melihat banyaknya perilaku masyarakat terutama generasi muda yang jauh melenceng dari etika baik.

Dia juga menilai, kini banyak generasi muda, bahkan orangtua sekalipun, yang tidak lagi menghargai pengorbanan orang lain, termasuk pengorbanan para pahlawan di masa lalu.

“Coba lihat lah pengorbanan orang-orang sebelum kita, dan kini kita bisa rasakan nikmatnya, termasuk pengorbanan pahlawan di masa lalu, tapi kini jarang sekali saya melihat ada penghargaan untuk pengorbanan tersebut, saya kecewa dengan ini,” jelas Mukhtar di Banda Aceh, Kamis (10/11/2016).

Berangkat dari rasa kecewa ini, akhirnya pria berusia 72 tahun ini nekat mengayuh sepeda dari Kota Lhokseumawe menuju Kota Banda Aceh yang berjarak tak lebih dari 300 kilometer.

“Saya sengaja mengikatkan sejumlah poster berisi peringatan agar generasi muda bisa mengedepankan etika baik, mengahargai orang lain dan bersikap jujur, karena sikap jujur itu penting, dan hal penting lainnya adalah bagaimana bisa mengedepankan adab kepada Yang Maha Kuasa,” jelas Oom.

Di Banda Aceh, Oom juga berkeliling kota sambil sesekali menyapa orang-orang yang melihatnya. Oom menghabiskan waktu lima hari mengayuh sepeda dari kota asalnya Lhokseumawe hingga tiba di Banda Aceh.

“Tidak punya tempat menginap, saya hanya memanfaatkan SPBU dan masjid sebagai tempat singgah dan beristirahat, insya Allah saya sehat dan kuat mengayuh sepeda,” ujarnya.

Sepeda yang digunakan Oom pun tak kalah uniknya. Sepeda dengan cat berwarna kuning emas tersebut sudah menemaninya sejak tahun 1974.

“Sepeda ini saya beri nama Bonex, sudah saya pakai sejak lama, bahkan sejak saya tinggal di pulau Jawa sebelum kembali ke Aceh,” ungkap pria yang suka berkelakar ini.

Usai menyaksikan upacara peringatan hari pahlawan di Banda Aceh, Oom pun berencana kembali ke kota Lhokseumawe dengan mengayuh si Bonex.

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved