Warni Tewas dengan Leher Nyaris Putus

Dipanggil Tak Menjawab, Ali Terkejut Saat Lihat Mamak Berlumuran Darah dan Leher Hampir Putus

"Mereka masuk ke dalam rumah dan melihat ke kamar menemukan mamak dalam keadaan tidur menyamping dan dipenuhi darah,"

TRIBUNJATENG/MUH RADLIS
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com Eko Hepronis

TRIBUNSUMSEL.COM, MUSIRAWAS - Warga Talang F Desa Sungai Air Lesing, Kecamatan Muara Beliti Kabupaten Musi Rawas (Mura) mendadak dihebohkan dengan ditemukannya mayat Warni (60) dalam keadaan sudah meninggal dunia Rabu (09/11) sekira pukul 07.00 WIB.

Diduga korban yang tinggal sebatang kara ini meninggal karena dirampok orang tak dikenal.

Korban yang merupakan salah satu pemilik gilingan padi di desanya ini.

Ditemukan dalam keadaan tidur menyamping dan kondisi leher nyaris putus oleh dua orang anak buah penggilingan padi miliknya.

korban rampok
Penjaga Rumah Sakit Hari Prionggo Saat Menunjukkan Mayat Korban Di SUD Sobirin Kota Lubuklinggau.

Berdasarkan informasi dihimpun di lapangan peristiwa pembunuhan sadis ini terungkap lantaran dua orang anak buah korban yang sehari-sehari bekerja di penggilingan padi miliknya.

Datang ke rumah korban untuk bekerja sebagaimana biasa.

Ketika sampai disana mereka melihat lampu rumah milik bos mereka bekerja tersebut belum padam.

Melihat keganjilan tersebut. Akhirnya mereka memanggil-manggil korban.

Namun tak ada jawaban, lantaran merasa curiga akhirnya kedua korban memanggil warga sekitar dan menghubungi Kepala Desa (Kades) untuk sama-sama membuka pintu.

"Mereka masuk ke dalam rumah dan melihat ke kamar dan menemukan mamak dalam keadaan tidur menyamping dan dipenuhi darah," ungkap menantu korban Ali (48) saat dibincangi Tribunsumsel.com, Rabu (09/11) di rumah sakit umum daerah (RSUD) Sobirin Kota Lubuklinggau.

Ali yang tinggal di Kelurahan Simpang Periuk, Kecamatan Linggau Selatan II ketika mendapat kabar dari anak buah mertuanya tersebut langsung meluncur menuju rumah mertuanya.

Namun saat meluncur ia belum mengetahui kalau ibu mertuanya tersebut sudah dalam keadaan tidak bernyawa.

"Saya sampai disana dan melihat orang sudah berkumpul."

"Kemudian saya masuk dan melihat mamak sudah berlumuran darah dan lehernya nyaris putus."

"Dan langsung kita bawa ke rumah sakit ini," ungkapnya.

Ia juga menceritakan selama ini mertuanya tersebut bekerja sehari-sehari sebagai pemilik gilingan padi di desanya.

Dan mempunyai tiga orang buah yang membantunya dalam mengoperasi kan usaha penggilingan padi miliknya.

"Setiap hari ia dibantu oleh tiga orang, namun yang aktif membantu dia ada dua orang, sedangkan satu orang lainnya kadang off dan tidak rutin," terangnya.

Bahkan kata dia, selama ini mertuanya tersebut di kenal orang yang baik dan cukup dermawan.

Bahkan selama dirinya menjadi menantu belum pernah mendengar terjadi cekcok mulut baik dengan ketiga anak buahnya maupun dengan warga sekitar lingkungan desa.

"Selama ini dia dikenal baik. Bahkan bila ada orang datang kalau tidak ada beras minta dengan dia pasti dikasih."

"Belum pernah terdengar ribut-ribut. Ya karena dia orang baik dan memang. Walau pun dia pernah marah. Tapi tidak menyakitkan hati," ungkapnya.

Ketika disinggung apakah ada firasat terkait meninggalnya korban, menantu pertama korban ini mengungkapkan tidak ada firasat sama sekali.

Hanya saja beberapa hari ini keadaan kesehatannya kadang terasa panas dingin dan kurang enak hati.

"Minggu (06/10) sore lalu saya bertemu di rumahnya. Tapi dia tidak cerita apa-apa."

"Kami bertemu seperti biasa, dia ngobrolnya juga sama seperti biasa tidak ada perubahan," ujarnya.

Piagam Pulang Umroh Cerita Terakhir Warni Sebelum Berpulang Selamanya

Adik kandung korban Purnomo (38), yang tinggal di Dusun 4, Desa Air Lesing menuturkan kalau pada hari Senin (07/11) malam lalu, dirinya bertandang ke rumah korban dan kakaknya tersebut bercerita kalau dirinya sehabis pulang umroh.

"Dia cerita kemarin dapat kenangan penghargaan dari PT AQM saat dia pulang umroh, bentuknya seperti piagam," ungkapnya.

Menurutnya, selama ini korban tidak mempunyai musuh sama sekali.

Bahkan dengan ketiga anak buahnya dia selalu akur.

"Dia baik, bahkan selama ketiga anak buahnya bekerja dengan dia tidak ada masalah. Bahkan selama ini saya tidak pernah mendengar kalau korban ribut-ribut," ungkapnya

Ia berharap kepada pihak kepolisian agar sesegera mungkin untuk mengungkap pembunuh korban.

Menurutnya pembunuhan tersebut sangat sadis, harusnya bila ada dendam atau pun utang piutang para pelaku cukup datang baik-baik dan pihak keluarga akan menyelesaikan.

"Kita harapkan pelaku cepat tertangkap, dan di hukum seberat-beratnya," ucapnya.

Polres Mura Langsung Panggil Saksi dan Selidiki Motif Tewasnya Warni

Kapolres Mura AKBP Hari Brata melalui Kasatreskrim Polres Mura AKP Satria Dwi Darma SIK, menyampaikan mendapat kabar terkait di temukan mayat yang meninggal dalam rumah di Desa Air Lesing.

Pihaknya langsung mendatangi dan melakukan olah Tempat kejadian Perkara (TKP).

kasatreskrim
Kasatreskrim Polres Mura AKP Satria Dwi Darma SIK

"Kita sudah melakukan olah TKP dan memanggil para saksi yang selama ini dekat dengan korban. Bahkan juga memanggil orang yang pertama kali menemukan korban," ungkapnya saat di hubungi TRIBUNSUMSEL.COM.

Terkait motif dan dugaan sementara pihaknya tidak mau menduga-duga apakah korban sengaja dibunuh, atau pun korban mengalami perampokan.

Karena saat ini kasus ini masih dalam penyelidikan.

"Prinsipnya kita tidak mau menduga-duga, karena kasus ini sedang dalam tahap penyelidikan dan memanggil saksi-saksi, namun kita berharap dalam waktu dekat kasus pembuhan ini cepat terungkap," pungkasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved