HUT RI ke 71
Meriahnya Lomba 17 Agustus di Gandus, Daster Robek Hingga Jatuh Bangun Berlumur Oli
Misalnya lomba sepakbola bapak-bapak diwajibkan menggunakan daster hingga lomba memasak bagi bagi bapak-bapak dan lomba menghias suami dengan mata
Penulis: Hartati | Editor: M. Syah Beni
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG- Memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke 71 warga komplek perumahan Kajang Bayan Permai Gandus antusias menyambut kemerdekaan dengan menggelar sejumlah lomba mulai dari lomba makan kerupuk hingga panjat pinang.
Lomba diikuti anak-anak hingga orang dewasa dengan beragam hadiah menarik agar suasana peringatan kemerdekaan semakin meriah.
Bermodalkan sumbangan sukarela warga, rangkaian lomba digelar sejak Minggu (14/8) karena banyaknya lomba yang dipertandingkan.
Ada lomba yang dikhususnya bagi anak-anak dan peserta dewasa.
Untuk anak-anak digelar lomba makan kerupuk, memasukkan paku dalam botol, lompat karung, mengambil koin di buah semangka, lomba membawa kelereng dalam sendok, sepakbola, tarik tambang, panjat pinang dan lomba lainnya.
Sementara itu lomba bagi orang dewasa hampir sama dengan lomba untuk anak-anak namun ada beberapa perlombaan tambahan lainnya yang dibuat agar suasana lomba lebih meriah dan menghibur.
Misalnya lomba sepakbola bapak-bapak diwajibkan menggunakan daster hingga lomba memasak bagi bagi bapak-bapak dan lomba menghias suami dengan mata tertutup hingga lomba gaple yang membuat bapak-bapak betah begadang hingga pagi hari.
Lomba sepakbola menggunakan daster dan menghias suami dengan mata tertutup dan lomba panjat pinang menjadi lomba yang paling banyak menyedot perhatian warga.
Sejak pagi anak-anak dan orangtuanya sudah berkumpul di lapangan komplek perumahan untuk mengikuti rangkaian lomba. Semua tampak bersemangat berlomba meski panas terik dan debu tidaklah menjadi penghalang.
Peserta lomba sepakbola menggunakan daster terlihat berulangkali menggulung daster istri mereka yang menjuntai hingga mata kaki dan membuat langkah kaki sulit bergerak, bahkan ada pula yang sempat terjerembab hingga daster yang dikenakan robek karena terlalu bersemangat menendang bola.
Kesulitan pria-pria itu menggunakan daster dan harus aktif mengejar bola agar tidak sampai membuat tim mereka kalah menjadi tontonan menarik warga yang menyaksikannya.
Mereka bersorak hingga tertawa saat ada yang melakukan kesalahan atau kekonyolan dengan daster kedodoran hingga kesempitan tersebut.
Limpa panjat pinang juga tidak kalah seru. Pohon pinang diberi lumuran oli tebal membuat peserta harus jatuh bangun berulang kali sebelum berhasil meriah hadiah dipuncak pohon dengan hasil kerja keras seluruh tim.
Bagi mereka menang atau kalah bukan masalah yang terpenting berlomba memeriahkan kemerdekaan sekaligus menjalin silaturahmi bersama warga komplek lainnya.
"Lomba digelar atas inisiatif bersama seluruh warga dan berkat kekompakan, tidak bisa berjuang mengangkat bambu runcing melawan penjajah mengisinya dengan hal positif menjadi kewajiban mengisi kemerdekaan," ujar Gunawan MT Ketua blok Perumahan Kajang Bayan.