Mayat Dalam Karung Mengapung di Sungai
Sadis, Pada Mayat Cucu Tasir Banyak Ditemukan Luka Bacokan, Tangan dan Kaki Hilang Karena Membusuk
Di mayat ini, senjata tajam yang digunakan kurang tajam karena membuat patah pada tulang. Tangan dan kaki yang hilang, itu akibat pembusukan yang
TRIBUNSUMSEL.COM, BANYUASIN - Akhirnya, setelah sepekan, kasus pembantaian keluarga Tasir (56), warga Indrapura Jalur 16, Kecamatan Muara Sugihan, Banyuasin, terungkap. Polisi menangkap seorang terduga pelaku berinisial AP, warga Desa Tirto Kencono, Jumat (20/5) pagi. Dua terduga pelaku lainnya masih dalam pengejaran.
Sumber Tribun menyebutkan, AP ditangkap di daerah Makarti Jaya. Setelah diamankan ke Mapolsek Makarti Jaya, terduga pembunuh Tasir beserta istri, anak, dan dua cucu itu langsung diterbangkan ke Mapolda Sumsel menggunakan helikopter.
Dikonfirmasi terkait penangkapan itu, Kapolres Banyuasin AKBP Prasetyo Rahmad Purboyo SIK MH belum mau memberikan keterangan rinci.
"Belum ada, masih pengembangan," katanya.
Demikian pula Direktur Ditreskrim Polda Sumsel Kombes Pol DTM Silitonga. "Semuanya masih pengembangan," katanya.
Seperti ramai diberitakan sebelumnya, kasus pembunuhan keluarga Tasir menjadi perhatian masyarakat luas.
Pembunuhan keji itu disertai dengan upaya penghilangan barang bukti. Mayat Tasir dibungkus dengan karung, begitu juga anaknya, Kartini. Kedua mayat ditemukan di Sungai Air Sugihan, Jumat pagi, pekan lalu.
Sabtu pagi warga kembali menemukan mayat Winarti (14), cucu Tasir, kemudian Minggu satu mayat lagi cucu Tasir. Sementara istri Tasir, Robiah, ditemukan, Senin (16/5).
Otopsi yang dilakukan tim dokter forensik RS Bhayangkara Palembang terhadap empat mayat yang ditemukan telah membusuk ditemukan adanya penganiayaan sebelum korban meninggal.
Pelaku tidak hanya menggunakan benda tumpul untuk memukul para korban, tetapi juga menggunakan senjata tajam untuk menghabisi nyawa empat korban.
Seperti pada mayat pertama dan kedua yang diketahui bernama Tapsir dan anaknya, Kartini. Mayat Tapsir, ditemukan banyak ditemukan bekas kekerasan dan bekas luka tusukan.
Tak hanya itu, rahang bagian bawah Tapsir juga patah karena diduga pukulan benda tumpul ke rahangnya.
Sedangkan, mayat Kartini ditemukan bekas kekerasan dibagian kepala yang diduga dipukul menggunakan benda tumpul yang berakibat pada pendarahan di kepala.
"Untuk mayat ketiga yang perempuan (Winarti, cucu Tasir) , tidak ditemukan adanya luka tusuk tetapi banyak ditemukan bekas bacokan. Di mayat ini, senjata tajam yang digunakan kurang tajam karena membuat patah pada tulang. Tangan dan kaki yang hilang, itu akibat pembusukan yang terjadi karena bekas luka bacokan yang ada di tangan dan kaki," ujar dr Indra SpF ketika ditemui usai melakukan otopsi kemarin
Untuk mayat keempat (cucu Tapsir), juga tidak ditemukan bekas tusukan akan tetapi banyak ditemukan bekas luka bacokan.
Semua mayat yang telah dilakukan otopsi, terlebih dahulu dianiaya hingga membuat korban meninggal. Barulah, para korban dibuang hingga beberapa hari korban mulai mengalami pembusukan. Demikian pula mayat Robiah, istri Tasir.