Pura-pura Rawat Pacar Koma 8 Bulan, Ternyata Pria Ini Lakukan Hal yang Mengerikan
Lantas apa yang terjadi padanya, dan mengapa ia menyalahkan pria yang sudah berada di sisinya sepanjang waktu?
Tahu apa rencana masa depan keluarga. Bukan bincang mau anak berapa nanti.
Apa metode merencanakan kehamilan. Yang itu bisa dibahas setelah akad nikah.
Hidup ini memang ujian. Tapi Allah beri pilihan. Pilih yang baik agamanya.
Baik agama ini tidak semestinya ustaz, tidak semestinya Tok Imam, tidak semestinya bilal.
Mungkin sopir truk yang selalu salat awal waktu dan jaga orangtuanya dengan baik.
Beri nafkah pada orang tua dan baik akhlak dengan semua orang itu lebih baik.
Sekarang ekonomi tak baik. Bila kita memang tidak ada usaha untuk diri kita.
Bagaimana kita mau jaga orang lain? Setidaknya usaha.
Inilah tanggungjawab dalam kehidupan.
Kalau tidak ada pekerjaan harus umpan kepada bakal istri untuk sama-sama merencanakan apa yang ingin dibuat untuk memberi nafkah kepada istri.
Tanggungjawab suami untuk beri nafkah kepada istri meskipun seorang pria duduk di rumah menjaga anak.
Dan membuat pekerjaan rumah tidak meninggalkan kewajiban memberi nafkah kepada keluarga.
Tidak 'penting' pekerjaan itu baik duduk di kantor atau pedagang online.
Bukan kuantitas keuangan tapi lebih menekankan kewajiban suami memberi nafkah pada istri.
Banyak pria menganggap menafkahkan istri hal ringan. Meski istri bergaji lebih besar.
Itu pun tetap tidak menanggalkan kewajiban suami memberi nafkah kepada istri dan anak-anak
Semoga Allah tidak menguji kita dengan apa yang kita tidak sanggup hadapi.
Kasihan pada bakal-bakal pengantin yang terperangkap dalam hidup begini.
Pernikahan itu bukan main-main. Usia bukan ukuran bahagia derita. Tapi iman dan taqwa.