Pasien HIV Harus Ambil Obat ke Prabumulih, Puskesmas Tanjung Enim Butuh Klinik VCT

Puskesmas Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul membutuhkan klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) untuk menangani pasien HIV/AIDS yang ada di se

Penulis: Ika Anggraeni | Editor: Kharisma Tri Saputra
zoom-inlihat foto Pasien HIV Harus Ambil Obat ke Prabumulih, Puskesmas Tanjung Enim Butuh Klinik VCT
Tribun Manado
Ilustrasi HIV AIDS

Laporan Wartawan Tribunsumsel.com,Ika Anggraeni

TRIBUNSUMSEL.COM,MUARAENIM - Puskesmas Tanjung Enim Kecamatan Lawang Kidul membutuhkan klinik Voluntary Counseling and Testing (VCT) untuk menangani pasien HIV/AIDS yang ada di sekitar kecamatan Lawang Kidul.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Puskesmas Tanjung Enim, dr Hj Maisaroh, Minggu (21/2) saat di temui di sela-sela kegiatannya.

"Klinik ini sangat dibutuhkan oleh warga terutama pasien HIV/AIDS untuk melakukan tes, konseling maupun pengobatan karena selama ini kalau mau berobat mereka harus ke Prabumulih," terangnya.

Dikatakannya jika harus rutin berobat ke Prabumulih membuat sebagian pasien terkadang malas dan membiarkan virus tersebut berkembang biak di tubuh mereka.

"Karena menurut mereka jika harus mengambil obat ke Prabumulih itu mereka berat di ongkos, terlebih lagi para penderita ini berasal dari kalangan ekonomi menengah kebawah."

"Tapi kalau di kita ada klinik tersebut akan mempermudahkan mereka untuk mendapatkan obat," katanya.

Diungkapkan Maisaroh, saat ini tercatat masih ada empat penderita HIV di Kecamatan Lawang Kidul.

"Keempat penderita tersebut terdiri dari 3 pria dan seorang wanita. Penderita wanita merupakan ibu rumah tangga biasa dan ia terjangkit penyakit tersebut dari suaminya," terangnya.

Ia juga menerangkan pada tahun 2015 tercatat ada beberapa orang pasien HIV/AIDS yang meninggal.

"Mereka terdiri dari 2 orang transgender dan 4 orang yang merupakan pasangan suami istri."

"Diantaranya ada seorang wanita yang merupakan ibu rumah tangga biasa yang tertular dari suaminya dan satu lagi berprofesi sebagai PSK," lanjutnya.

Melihat temuan ini lanjutnya untuk itulah pihaknya sangat membutuhkan adanya klinik VCT, karena tidak menutup kemungkinan masih ada penderita HIV yang belum di ketahui terjangkit HIV.

"Sebenarnya klinik VCT kita itu sudah ada, bahkan knilik VCT ini adalah yang pertama di Kabupaten Muaraenim tapi itu tadi klinik ini statusnya masih terkatung-katung dan belum layak disebut klinik."

"Karena selain SDM kita yang benar-benar handal itu masih kurang, misalnya untuk dokter kita sudah ada tapi belum mendapatkan pelatihan."

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved