Tribun Spirit Bisnis

Besarnya Manfaat Daun Kelor, Membuat dr Ria Berani Berbisnis di Palembang

Bahkan daun berukuran kecil ini sering kali dipakai untuk pengobatan secara klenik. Seperti mengobati orang kesurupan dan semacamnya.

TRIBUNSUMSEL.COM - KONON kabarnya siapa saja yang menggunakan susuk akan luntur jika mengonsumsi daun kelor.Anggapan ini sudah ada sejak lama.

Bahkan daun berukuran kecil ini sering kali dipakai untuk pengobatan secara klenik. Seperti mengobati orang kesurupan dan semacamnya.

Namun terlepas dari itu semua ternyata daun kelor punya nilai ekonomis karena bermanfaat bagi kesehatan.

Adalah dr Ria Anindita, ahli pengobatan tradisional, yang mulai merajut bisnis budidaya kelor ini di Palembang. Besarnya manfaat daun kelor ini menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan.

Dr Ria Anindita dan rekannya di Darma Wanita Dinas PUBM Kota Palembang jeli melihat peluang tersebut. Dikatakannya, pasar daun kelor ini masih untuk ekspor.

Saat ini masih dibutuhkan 1000 ton daun kelor untuk memenuhi kebutuhan ekspor tersebut sehingga peluang sangat terbuka.

"Klenik daun kelor ini harus dilawan, 100 gram daun kelor sangat kaya nutrisi, mulai Vitamin C setara empat buah jeruk, proteinnya sembilan kali protein yogurt dan amino acid empat setara empat kali minum green tea," ujar dr Ria Anindita, saat diwawancarai Tribun Sumsel, Selasa, (2/2/2016).

Ternyata ada manfaat lebih besar yang selama ini belum banyak diketahui orang. Daun kelor ternyata kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tubuh. Hanya dalam 100 gram daun kelor (serbuk) tubuh sudah mendapatkan asupan potasium setara 15 buah pisang, vitamin A setara 10 buah wortel, kalsium setara 17 gelas susu, zat besi setara 25 kali makan brokoli.

"Saya mengajak seluruh masyarakat, untuk membudidayakan daun kelor karena besarnya permintaan dari pasar untuk setiap bulannya," tegasnya

Selain untuk kebutuhan ekspor tersebut, produk olahan berbahan daun kelor juga sudah banyak diminati pasar. Seperti kapsul kelor, biji daun kelor, massage oil, minyak biji kelor, coklat, dan teh daun kelor. "Untuk saat ini baru membuka gerai di kantor Dinas PUBM, nanti akan terus dikembangkan," katanya.

Gerai penjualan produk kelor ini bekerjasama dengan pengusaha kelor di Blora Jawa Tengah yang menamakannya kelorina. Semua produk yang dijual hasil olahan kelorina. Pembibitan kelor juga telah dilakukan dr Ria. Bibit kelor ditanam dalam media polybag yang berlubang untuk membuang kelebihan air. Pemupukan hanya menggunakan pupuk kompos.

"Hanya dalam waktu sebulan kelor sudah bisa dipindahkan dan ditanam di tanah dan tetap menggunakan pupuk organik," ujarnya

Bulan keempat daun kelor sudah bisa dipanen. Setelah panen, lakukan pemangkasan batang kelor sekitar 75 centimeter dari tanah agar batang bisa bercabang. Sementara untuk penghasil biji kelor, batang tidak perlu dipangkas dan dibiarkan tumbuh hingga tinggi.

"Karena di Palembang belum ada pabrik pengolahannya kita dianjurkan untuk menghasilkan biji. Karena biji kelor bisa langsung dijual," tambahnya

Manfaat biji kelor juga tidak kalah besar dibanding serbuk daun kelor. Bagi pria dewasa bisa untuk menambah vitalitas.
Bukan tidak mungkin nantinya bisnis daun kelor ini akan merambah ke industri hilirisasi. Menurut dr Ria untuk pengolahan kelor tidak memerlukan biaya besar hingga milyaran rupiah.

Hanya sekitar Rp 200 juta untuk membuat pabrik pengolahan sendiri. Pabrik pengolahan harus berada di lokasi pembudidayaan kelor. Ini dikarenakan daun kelor yang sudah dipanen tidak boleh dibiarkan lebih dari empat jam.
Tanaman Ajaib

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved