Densus 88 nyamar Jadi Tukang Cilok Tapi Bawa Pistol

Beberapa warga mencurigai kuat ada peranan sejumlah intel Densus 88 Polri sebelum penggerebekan terduga teroris

Tribunnews.com/Abdul Qodir
Kontrakan di kampung Dukuh Jaya, RT 005/RW 009, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Rabu (24/12/2015). Sehari sebelumnya, seorang penghuni kontrakan tersebut yang diduga teroris atau anggota ISIS, Alli (27 th, suku Uighur, Tiongkok) alias Abu Nazab alias Fariz Kusuma, ditangkap tim Densus 88 Polri. 

TRIBUNSUMSEL.COM-Beberapa warga mencurigai kuat ada peranan sejumlah intel Densus 88 Polri sebelum penggerebekan terduga teroris terkait gerakan ISIS, Ali (Uighur, Tiongkok) alias Abu Nash'ab alias Fariz Kusuma (27), di rumah kontrakan Kampung Dukuh Jaya, RT 005/RW 009, Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Rabu (23/12/2015) sore.

Supriyadi (35), pemilik warung kelontong di samping kontrakan Ali mencurigai seorang tukang cilok sebagai intel Densus 88 Polri karena kejanggalan cara berdagangnya.

"Janggal dan ngaco banget dagangnya. Saya yakin itu intel Densus. Nah, ini buktinya setelah sudah dapat targetnya, dia nggak dagang lagi," kata Supriyadi saat ditemui di lokasi, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (24/12/2015) malam.

Menurutnya, si pedagang cilok menjajakan dagangan dengan gerobak. Ia berperawakan kurus, kecil, berkulit hitam kelam dan berambut tipis.

Ia juga kerap mengenakan kaos hitam lusuh. Namun, tas selempang yang dikenakan di tubuhnya terlihat bagus dan mahal.

"Paling usianya 35 tahunan. Dari potongannya nggak kelihatan kalau dia intel," ujarnya.

Si tukang cilok tersebut juga kerap 'memarkir' gerobak dagangannya atau mangkal tepat di depan kontrakan yang dihuni Ali selama sepekan terakhir. Namun, ia hanya datang berjualan ciloknya satu hingga dua jam menjelang tengah malam pukul 24.00 WIB.

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved