Mengharukan, Demi Rawat Ibu yang Sakit, Idham Masuk Sekolah Cuma Tiga Kali Seminggu
Sejak ibunya sakit dan terpaksa dirawat di rumah sakit membuat dirinya tak fokus belajar di sekolah. Dalam satu minggu, ia hanya masuk kelas tiga
Namun, selama satu bulan dirawat, Ibunya tidak menunjukkan perkembangan positif, sehingga menyebabkan keluarganya memutuskan membawanya pulang ke rumah.
Sejak itu, katanya, dia bergantian dengan paman, Amran Mat Hasshim (51) yang merupakan adik bungsu ibunya untuk menjaga dan merawatnya.
"Paman bekerja di pabrik roti di dekat rumah. Ketika dia bekerja, saya melewatkan sekolah untuk jaga Ma. Hanya ketika dia tidak ke pabrik barulah saya ke sekolah.
"Sebab itulah catatan kehadiran saya hanya tiga hari seminggu. Saya bersyukur karena guru dan pihak sekolah memahami kesulitan kami sekeluarga, "katanya.
"Biarlah saya seorang yang berkorban demi Ma," katanya yang selalu berdoa dan berharap ibunya sadar serta pulih kembali.
Untuk melanjutkan kehidupan, remaja itu mengatakan, mereka mengandalkan bantuan Departemen Kesejahteraan Masyarakat (JKM) RM300 (sekitar Rp 960 ribu) sebulan.
Katanya, uang itu juga dimanfaatkan membeli popok sekali pakai dan susu untuk ibunya berharga RM80 (sekitar Rp 256 ribu) setin.
Sedangkan untuk biaya sekolah, dia hanya menggunakan uang zakat yang diberikan masyarakat setempat selain kontribusi guru.