Suap Musi Banyuasin
Video: Hakim Perberat Putusan Terdakwa Suap APBD Muba
Saat ditanya hakim apakah mau mengajukan banding atas putusan tersebut keduanya hanya menjawab pelan. "Pikir-pikir dulu yang mulia," jawab para
Penulis: M. Syah Beni | Editor: Kharisma Tri Saputra
Ia menilai meski sebenarnya putusan tersebut termasuk rendah hanya dua tahun enam bulan hanya saja ia yakin hakim akan memutuskan hukuman lebih rendah lagi.
"Ada beberapa pembelaan dari Faysar yang tidak diterima hakim," terangnya
Dirinya juga meminta Faysar untuk pikir-pikir dahulu atas putusan tersebut.
Ali Fikri, JPU KPK, juga akan pikir-pikir.
Ia hanya menunggu upaya hukum yang dilakukan oleh terdakwa.
Jika nanti terdakwa mengajukan banding, KPK juga akan melakukan hal serupa.
"Biar sama saja saat banding dan kasasi di Mahkamah Agung nanti," ujarnya.
Lanjut Ali Fikri, perbedaan pandangan antara hakim dan jaksa adalah hal yang biasa.
Hanya saja pertimbangan-pertimbang hakim akan mereka pelajari.
Seperti hakim yang menyatakan bahwa kedua terdakwa bukan justice collaborator (JC)
"Menarik JC ini. Ternyata hakim mempunyai pandangan sendiri. Permasalahannya KPK menilai terdakwa bukan pelaku utama sementara hakim menilainya adalah pelaku utama," terangnya.
Syamsudin Fei dan Faysar terdakwa kasus suap pengesahan APBD Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) divonis pidana penjara selama dua tahun enam bulan.
Selain itu keduanya juga harus membayar denda sebesar Rp 50 juta subsidair tiga bulan kurungan.
Putusan hakim lebih tinggi enam bulan dari dari tuntutan Jaksa Penuntut Umum (JPU).
Atas putusan tersebut kedua terdakwa memutuskan untuk pikir-pikir sebelum mengajukan upaya hukum selanjutnya.