Keperawananku Direnggut di Hari Raya
Di saat itulah Imran merenggut kegadisan Maya .Meskipun secara paksa tapi karena sayang Maya merelakannya.
Maya turut menangis saat mendnegar kesusahan Kak Mala ketika memompa susu dari payudaranya yang membengkak.
Kata Kak Mala, air susu pertama itu seharusnya untuk anak, tapi anaknya telah diserahkan kepada orang lain. Dia menderita karena hal itu.
"Hari itu juga saya hubungi ayah. Ayah mengamuk satu alam. Saya tidak takut dipukul karena ayah berhak melepaskan kemarahan dan kekesalannya. Saat itu hanya penderitaan Kak Mala yang berputar depan mata"
"Sebagai solusi, ayah mencoba menemui keluarga Imran untuk menikahkan kami. Sayangnya, Imran sudah menghilangkan diri bahkan keluarganya turut memfitnah saya dengan mengatakan kandungan saya belum tentu anak Imran,"
"Saya terduduk. Tidak sangka Imran sekeji itu. Meskipun orangtua menjadi pelindung dan menemani saya setiap kali mendapatkan perawatan kehamilan, saya tidak dapat menghindari diumpat keji orang. Tekanan perasaan seperti itu buat saya selalu meracau sehingga mendapat kartu pasien mental dari rumah sakit," lirih Maya
Sementara itu Ibu Maya terpaksa melapor ke pengadilan dan departemen kesejahteraan masyarakat untuk mendapatkan jaminan perawatan sepenuhnya ke atas Maya dan bayi yang bakal lahir.
"Saya benar-benar menyesal. Perbuatan saya tidak hanya merusak masa depan sendiri, malah menyusahkan keluarga. Saya harap remaja di luar sana sadar sebelum terlambat. Jangan kau gadaikan kegadisanmu hanya karena pria yang bukan suamimu,"pungksa Maya
Kisah ini diceritakan sendiri oleh Maya dan ibunya kepada wartawan Sinar Harian Malaysia.