Keperawananku Direnggut di Hari Raya
Di saat itulah Imran merenggut kegadisan Maya .Meskipun secara paksa tapi karena sayang Maya merelakannya.
Suatu hari, Imran meminta izin untuk membawa Maya berhari raya di rumahnya.
Ayah mengizinkan dengan syarat pulang sebelum petang.
Di rumah Imran, Maya diperkenalkan dengan keluarganya tapi belum pun satu jam Maya berada di situ, keluarga Imran ingin mengunjungi keluarganya di luar daerah.
Ternyata Imran tahu keluarganya akan keluar dan sebelumnya memasang rencana untuk berduaan dengan Maya.
Di saat itulah Imran merenggut kegadisan Maya .
Meskipun secara paksa tapi karena sayang Maya merelakannya.
"Setelah saya dikirim pulang ke rumah, Imran tidak lagi menemui saya malah sering mematikan telepon. Kalau dapat berbicara pun hanya sekejap dan dia memberi banyak alasan untuk menghindari ngobrol dengan saya,"terang Maya.
Dua bulan setelah itu, Maya hamil, ia bingung harus melakukan apa.
"Saya takut dan hilang penyebab sehingga bertindak lari dari rumah dan pergi ke sebuah rumah perlindungan,"
"Di rumah itu, saya diberikan syarat, jika tidak ingin keluarga tahu, bayi yang dilahirkan harus diajukan ke rumah perlindungan dengan semua biaya bersalin dibiayai penuh. Namun, jika tidak ingin menyerahkan bayi, orang tua harus diberitahu tentang masuknya saya ke rumah itu agar biaya bersalin ditanggung keluarga sendiri,"kata Maya.
Maya akhirnya membuat pilihan pertama karena malu dan takut.
Maya juga kasihan dengan ayah yang amat disegani masyarakat desa atas statusnya sebagai bilal. Imran pula menghilangkan usai mengetahui saya hamil.
Suatu hari, seorang wanita bernama Mala masuk ke kamar Maya sambil menangis. Menyarankan saya agar keluar dari rumah itu jika tidak ingin senasib dengannya.
"Dik, sekarang memang awak kata awak tak nak anak awak, tapi percayalah dik. Setelah sembilan bulan awak mengandungkannya, awak akan jatuh sayang dan tak sanggup kehilangan anak awak. Kalau kau tak mau sengsara macam akak, awak baliklah ke pangkuan keluarga,"
"Biar awak tanggung malu seumur hidup asalkan anak awak depan mata. Kita dah buat salah, seharusnya kita berhadapan dengan keluarga, "pesan Mala sambil menangis.