Pakai Behel Berasa Seperti Orang Kaya
Nurmala misalnya, perempuan usia 20 tahunan ini mengaku sudah membuka jasa pemasangan behel gigi sejak 2 tahun silam.
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG --- Ingin tampil lebih cantik dengan menggunakan kawat gigi (behel) menjadi impian dari setiap orang khususnya para kaum Hawa. Sebab dengan pemasangan behel ini dinilai bisa menambah kecantikan serta percaya diri akan penampilan mereka.
Namun dengan biaya yang terbilang masih sangat mahal untuk sekali memasang kawat gigi di dokter gigi (Orthodontis), membuat kebanyakan perempuan yang didominasi anak muda memilih jalur pemasangan gigi yang lebih murah. Hal ini pula membuat sebagai oknum yang notabene bukan seorang dokter gigi (orthodontis) menawarkan pemasangan kawat gigi yang lebih murah .
Nurmala misalnya, perempuan usia 20 tahunan ini mengaku sudah membuka jasa pemasangan behel gigi sejak 2 tahun silam. Nurmala membuka pelayanan pemasangan behel gigi di rumahnya miliknya yang juga merupakan sebuah salon kecantikan di kawasan ilir Timur II. Keahlian pemasangan behel gigi menjadi pekerjaan utamanya ini. Diakuinya mendapatkan secara otodidak usai mendapatkan pengajaran singkat dari seorang dokter gigi.
“Awalnya dulu dari keinginan memasang behel kepada seorang dokter gigi kakak dari teman, nah dari situlah bertanya dikit sama dokter lah, soal bagaimana cara pasangannya. Berlanjut dari belajar 1 sampai 2 hari, lalu praktek sendiri di rumah dengan memasang behel di gigi sendiri,” ujarnya.
Dilanjutkan Nurmala, setiap perlengkapan yang ia dapatkan semua dibeli dari sang dokter tersebut, namun lambat lain dikarenakan biaya pembelian alat melalui dokter lebih mahal. Maka dirinya mencari sendiri perlengkapan maupun alat untuk pemasangan behel.
“Untuk sekarang untungnya kecil, dibandingkan dua tahun yang lalu bisa sekali pasang Rp 500 ribu hingga Rp 750 ribu khusus kawat gigi atas dan bawah, sedangkan untuk sekarang atas dan bawah paling mahal Rp 350 ribu,” jawabnya.
Nurmala mengatakan, untuk pemasangan kawat gigi, ia hanya berani memasangkan kawat gigi pada pasien yang memiliki bentuk gigi yang masih agak rapi. Diakuinya, dirinya tidak berani memasangkan pada pasien yang memiliki struktur gigi yang tidak rapi.
“Kan ada tuh tipe gigi yang gigi tidak rapi, ada yang maju ada yang mundur, nak di situ saya tidak berani untuk memasangkan. Sebab untuk gigi yang seperti itu harus ada yang dicabut dahulu,” katanya.
Sambung Nurmala, untuk setiap alat yang ia gunakan semua khusus untuk memasang gigi, mulai dari kawat, karet hingga bracket gigi . Dimana perlengkapan tersebut ia beli langsung dari toko penjualan alat kesehatan gigi.
“Kalau alat saya yakinkan sama dengan yang dipakai dokter gigi, tinggal bedanya kalau dokter gigi ada tempat khusus untuk memasang sedangkan saya tidak,” terangnya.
Sampai sekarang, dikatakan Nurmala dirinya tidak menemui pelanggannya yang tidak puas atau komentar soal kawat gigi yang ia pasang. Malah pasien tersebut banyak yang suka dan bilang berhasil membuat gigi mereka cantik dan rapih kembali.
“Pelanggan yang koment tidak puas tidak ada, paling kendala cuman hanya pada bracket lepas ataupun karetnya yang hilang. Untuk kasus itu pelanggan tinggal kita pasangkan lagi karet atau bracketnya,” ujarnya.
Mengenai adanya peraturan dan larangan pemasangan behel gigi bukan dari dokter gigi (orthodintis), diakui Nurmala sempat membuat dirinya agak cemas dan takut. Dirinya sempat beberapa waktu menghentikan layanan pemasangan behel gigi miliknya.
“Kemarin itu sempat juga sih stop, namun sudah beberapa bulan lanjut lagi pasang kawat giginya soalnya pelanggan banyak yang cari. Mungkin nanti bila saya sudah bersuami praktek pemasangan gigi akan saya hentikan,” tandasnya.
Berasa Orang Berduit
Sementara itu, Debi siswa SMA swasta yang mengaku memilih memasang behel gigi di bukan dokter ahli gigi mengatakan alasannya utamanya dirinya ingin memasang behel lebih dikarenakan rasa ikut ikutan dan ingin tampil cantik.