Malaysia Ingin Ambil Bukit Siguntang
EKSKLUSIF: Tunggu Hasil Audiensi
Kata dia dalam audiensi tersebut, pihaknya ingin ikut berperan serta membangun dan menata Bukit Siguntang. Dalam perencanaan itu, pihaknya ingin merev
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Beberapa hari lalu orang dari Balai Arkeologi Nurhadi Rangkuti, Retno Purwanti, dan Sejarawan Farida diundang Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Irene Camelyn bertandang ke kantornya.
Selain mereka bertiga adapula beberapa akademisi dan peneliti yang hadir. Raut wajah Irene cukup serius saat itu, Nurhadi beranggapan ada hal yang sangat penting yang akan disampaikan. Terlebih cara Irene berbicara seolah akan menyampaikan kabar buruk.
Benar saja Irene mengatakan bahwa Yayasan Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) dari Malaysia akan melakukan investasi di Sumsel. Bukit Siguntang menjadi pilihannya. Melalui sistim Build Operate and Transfer (BOT) Yayasan DMDI akan mengelola Bukit Siguntang. Mereka sendiri telah mengutarakan niatnya kepada Gubernur Sumsel, Alex Noerdin, Juni lalu.
Yayasan Malaysia-Indonesia sudah melakukan pemaparan visi misi terkait Bukit Siguntang beberapa waktu lalu. Mereka hendak merevitalisasi situs bersejarah tersebut.
"Kami sudah beraudiensi dengan gubernur melalui Disbudpar Sumsel beberapa waktu lalu. Setelah ini kami masih menunggu keputusananya seperti apa," kata ketua Yayasan Malaysia-Indonesia, Tonny Panggarbesi ketika dihubungi Tribun Sumsel.
Kata dia dalam audiensi tersebut, pihaknya ingin ikut berperan serta membangun dan menata Bukit Siguntang. Dalam perencanaan itu, pihaknya ingin merevitalisasi dan men-counter situs bersejarah tersebut.
Pihaknya menyediakan konsep penunjang dan historial. Ia menyadari bila Bukit Siguntang merupakan situs sejarah. Dalam konsep tersebut, akan dihadirkan fasilitas penunjang seperti wahana permainan, taman bunga, perpustakaan dan lain-lain.
Sebab kata dia, selama ini Bukit Siguntang dianggap sepi pengunjung dan belum tertata dengan sebaiknya.
"Intinya, kita menawarkan untuk penataan situs tersebut. Kalau hanya historisnya saja, memang baik. Tapi kalau diberi kegiatan penunjang tadi, bisa lebih ramai dan hidup disana," katanya lagi.
Untuk menata Bukit Siguntang sesuai konsep yang mereka inginkan, mereka juga akan melibatkan ahli sejarah maupun arkeolog. Agar katanya, status situs sejarah yang selama ini melekat tetap terjaga dan tidak merusak apapun.
Diakui Tonny, ini merupakan kegiatan sosial sekaligus bisnis. Pihaknya hanya sebagai perantara atau mitra saja. Sebab dana yang nantinya akan mengalir merupakan investasi dari berbagai kalangan yang peduli pada Bukit tersebut.
"Diantaranya mantan ketua menteri Malaka, Tan Sri Datuk Ali Rustam yang bertindak sebagai Presiden DMDI. Dia sangat peduli dengan kebudayaan apalagi Parameswara," kata dia.
Investasi yang diguyurkan, nantinya memang cukup besar dengan sistem BOT selama 30 tahun. Total investasi habungan senilai Rp 30 miliar.
Memang diakui dia, dalam audiensi yang digelarpun beberapa ahli sejarah ada rasa kekuatiran apabila Bukit Siguntang ditata dengan konsep demikian, akan merusak situs tersebut.
Padahal ia menegaskan, revitalisasi dan counter terhadap Bukit Siguntang adalah untuk menata dan memajukan tempat itu. Apalagai diakui para pembesar Malaka misalnya, Bukit Siguntang adalah tempat nenek moyang mereka.
