Demi Susu Anak, Ibu Hamil 8 Bulan Curi Emas

Mungkin inilah potret hidup susah yang dialami warga miskin di Kota Palembang. Rani Apriani (23), ibu satu anak yang sedang mengandung janin usia 8 bu

TRIBUN SUMSEL/SLAMET TEGUH
MENYESAL - Rani Apriani (23) menangis di Mapolresta Palembang, Selasa (10/3/2015). Ibu satu anak yang sedang hamil 8 bulan ini ditangkap karena mencuri perhiasan gelang emas di Pasar 16 Ilir. 

TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Mungkin inilah potret hidup susah yang dialami warga miskin di Kota Palembang. Rani Apriani (23), ibu satu anak yang sedang mengandung janin usia 8 bulan, nekat mencuri perhiasan berupa gelang emas putih di Toko Emas milik Reni Indah Sari di kawasan Pasar 16 Ilir, Selasa (10/3).

Upaya itu gagal. Rani ditangkap. Mirisnya, dia mengaku mencuri emas itu untuk membeli susu anak perempuannya yang saat ini berusia 1 tahun.

"Suami saya sudah tidak bekerja sejak 6 bulan yang lalu. Anak saya perlu minum susu, jadi saya terpaksa melakukan ini," ujar Rani, yang menggunakan pakaian warna kuning. Terlihat perutnya sudah membesar. Rani menjalani pemeriksaan di Mapolres Palembang.

Rani, warga Jalan HR Ryacudu Lorong Garuda 2 Kelurahan 7 Ulu, Kecamatan Seberang Ulu I, mengaku terpaksa mencuri karena kebutuhan hidup kian mencekik. Dia sebetulnya berdagang mi di sekolah kawasan Kelurahan 9/10 Ulu, tetapu modal usaha yang seharusnya terus berputar justru habis untuk memenuhi kebutuhan keluarga, terutama buat susu anaknya dan janin yang ia kandung.

Siang itu, Rani sama sekali tak lagi punya uang untuk beli susu. Dia pergi ke Pasar 16 Ilir, lalu memutuskan untuk mecuri emas. Namun Rani tertangkap tangan oleh pemilik toko karena aksinya terekam cctv.

"Biasanya saya jualan, tapi hari ini tidak, karena modalnya habis. Rencananya emas itu selain untuk membelikan susu anak, juga akan digunakan untuk modal," kata Rani, sembari meneteskan air mata. Rani menangis. Terbayang anak di rumah urung minum susu, sementara dia terancam 'menginap' di sel tahanan.

Tak lama, Suani (53), ibu Rani, datang ke Mapolresta. Dia dapat kabar setelah Rani mengirimkan SMS. Ternyata Rani masih tinggal satu atap di rumah ibunya.

Suaini mengakui memang kehidupan ekonomi yang pas-pasan mereka alami sehari-hari. "Sebenarnya saya malu bercerita seperti ini. Saya ini sebenarnya menjadi tulang punggung keluarga, karena sudah lama suami saya tidak bekerja," ujarnya.

Suaini menghidupi Rani dan adiknya dengan bekerja sebagai penjual sayuran."Cukup tidak cukup, ya, mesti dicukupi," katanya.

Aan, suami Rani, ikut menjenguk istrinya di Polresta Palembang. Dia membantah tidak mencukupi kebutuhan rumah tangganya, walaupun memang dia mengakui sudah tiga bulan terakhir tidak bekerja.

"Lapangan pekerjaan susah sekarang ini. Nyari pekerjaan sebagai buruh bangunan saja tidak dapat-dapat," ujar pria tamatan SMP ini.

Aan menikahi Rani, pada 2012 silam. Semenjak itu pula ia bekerja sebagai buruh bangunan.
"Sebelumnya saya bekerja di tempat las, karena ada perselisihan dengan taman, saya berhenti, dan beralih pekerjaan," katanya.

Aan mengatakan, selama menganggur tidak pernah meminta uang kepada istrinya yang cari uang dengan berjaualanmi. Aan lebih senang kembali ke rumah orangtuanya dan meminta uang kepada orangtuanya itu.

"Minta tidak pernah, paling dia (Rani) sendiri yang memberikan saya rokok, itupun paling batangan," katanya.

Meski demikian, ia berharap agar istrinya tersebut tidak ditahan. Dia meminta maaf dari pemilik tomo emas. "Kasihan istri saya sedang mengandung," harapnya.

Halaman
12
Tags
Mencuri
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved