Keponakan Habisi Nyawa Paman dan Bibinya

Saat diamankan, kedua tersangka mengakui, aksi pembunuhan ini bermotif perampokan yang dilatarbelakangi karena rasa sakit hati pelaku terhadap korban.

SRIPOKU.COM/MAT BODOK
KAWAL - Kedua tersangka Ahmad (kaos kuning) dan Mat Yani (kaos hitam-merah) dikawal polisi saat diamankan di Mapolres OKI 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG - Pasangan suami istri (Pasutri) yang dikenal juragan daging sapi, Ponimin (50) dan Sukarti (53) warga dusun IV Desa Tugu Mulyo Kecamatan Lempuing OKI, tewas menggenaskan di kediamannaya, Senin (1/12).

Korban Ponimin ditemukan tewas dengan posisi duduk di ruang tamu dengan seutas tali menjerat lehernya, sementara istri korban Sukarti ditemukan tewas di dalam kamar dengan luka lebam di bagian wajahnya. Tak urung, di dalam kamar tersebut berserakan. Karena ada dugaan, antara pelaku kejahatan yang tak lain masih karyawan korban sendiri juga masih ada ikatan keluarga, keponakan Mat Yani (23) yang masih tinggal serumah dengan korban.

Menurut informasi dari kepolisian, untuk menghabisi kedua korban tadi, tersangka tidak sendirian melainkan dibantu oleh satu orang rekannya, Ahmad S (30) yang juga warga Dusun III Desa Tugu Mulyo, usai menghabisi korban pelaku kemudian membawa kabur uang korban yang tersimpan didalam lemari sebanyak Rp 25 juta.

Namun hanya berselang berapa jam dari kejadian pihak kepolisian berhasil meringkus kedua tersangka lantaran petugas merasa curiga dengan gerak-gerik pelaku yang mencoba bersandiwara melaporkan peristiwa ini kepada masyarakat setempat bahwa pamannya telah menjadi korban perampokan.

Saat diamankan, kedua tersangka mengakui, aksi pembunuhan ini bermotif perampokan yang dilatarbelakangi karena rasa sakit hati pelaku terhadap korban. Tersangka yang diketahui sebagai pegawai korban ini mengaku, sering kali dimarahi korban karena tingkahnya, karena sakit hati pelaku selanjutnya ditemani temannya bersekongkol merampok korban.

Kedua tersangka sebelumnya merencanakan aksi kejahatan di kediaman Akhmad ini mendatangi rumah korban dengan menggunakan sepeda motor sekitar pukul 21.00. Setelah tiba dirumah korban, kedua tersangka kemudian mengetok pintu rumah bagian depan.

Melihat keponakannya mengetok pintu korban Ponimin tak merasa curiga dan membukakan pintu sembari mempersilahkan keduanya masuk. Melihat ada tamu, kemudian istri korban membuatkan kopi dan selanjutnya masuk kedalam kamar.

Sekitar pukul 23.00, kedua tersangka kemudian melancarkan aksinya pelaku Ahmad kemudian memegang tangan korban, sementara Mat Yani menjerat leher korban dengan seutas tali.

"Saya bertugas memegang tangan Ponimin, sedangkan Mat Yani yang menjerat lehernya dengan tali dan memukul dengan kayu balok yang ada dibalik pintu," ungkap Ahmad.

Setelah korban tewas lantas diikat dikursi tempat duduknya, kemudian istri korban yang terbangun dari tidurnya karena suara gaduh selanjutnya dicekik oleh pelaku dan bagian wajahnya dipukul dengan menggunakan kayu.

"Setelah istrinya terkapar lalu saya mengambil uang sebesar Rp 25 juta dari dalam lemari," tutur Mat Yani dihadapan petugas.

Kedua tersangka, setelah mendapatkan uang hasil kejahatan selanjutnya para pelaku ini kabur dan pergi ke arah cafe tutupan, uang tersebut kemudian dititip oleh pelaku Mat Yani kepada seorang warga berinisial WI sebesar Rp 23 juta.

"Uang itu saya serahkan dengan Ahmad Rp 1 juta dan saya pegang Rp 1 juta untuk bayar minuman di cafe Rp 500 ribu," katanya.

Setelah mabuk-mabukan di cafe kemudian kedua pelaku pulang kerumah masing-masing, tersangka Mat Yani kemudian berpura-pura baru melihat pamannya yang telah dirampok.

"Lalu saya memberitahukan kepada anak-anak Pakde yang memang tinggal didekat situ juga, setelah polisi datang lalu mereka mencurigai saya dan akhirnya saya ditangkap," tuturnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved