OPINI

Polwan dalam Kesetaraan Gender

Selain itu, budaya yang terdapat dalam masyarakat juga masih kurang mendukung terwujudnya kesetaraan dan keadilan gender.

zoom-inlihat foto Polwan dalam Kesetaraan Gender
TRIBUNSUMSEL.COM/SIEMEN MARTIN
Kapolres Musirawas AKBP Chaidir

Kebutuhan akan kehadiran Polwan bukan hanya sebatas pada jumlahnya yang perlu penambahan, tetapi sudah pada taraf kebutuhan tenaga yang berkualitas. Eksplorasi SDM yang dilakukan Polri untuk mencari manusia berpotensi dan berbakat tidak lagi hanya bertumpu pada kaum pria saja, tetapi juga diarahkan kepada para wanita Indonesia, sehingga orang-orang terbaiklah yang akan mengawaki posisi strategis Polri.

Oleh karena itu, diharapkan polisi wanita Indonesia senantiasa mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin guna dapat ikut memberikan kontribusi bagi kemajuan Polri, karena saat ini sudah tidak ada lagi kebijakan-kebijakan dalam institusi Polri yang menjadi kendala bagi Polwan untuk lebih maju berkompetisi secara sehat.

Kita mengetahui bersama, bahwa saat ini telah banyak kepala satuan-kepala satuan wilayah seperti Kapolsek maupun Kapolres yang dijabat oleh seorang Polwan. Bahkan Polri telah memberikan kesempatan bagi wanita yang ingin menimba ilmu di Akademi Kepolisian yang merupakan lembaga pendidikan untuk membentuk calon pimpinan-pimpinan Polri di masa yang akan datang, sehingga nantinya akan semakin banyak para pimpinan polisi yang disandang oleh wanita Indonesia.

Bahkan mungkin pada suatu saat nanti, apabila seorang polisi wanita tersebut mampu berprestasi dan bersaing dengan para pimpinan polisi laki-laki lainnya secara regeneratif dan pengkaderisasian yang objektif, maka bukan hal yang mustahil pimpinan tertinggi Polri akan dipimpin oleh seorang polisi wanita. Oleh karena itu, perlu dikembangkan pemikiran-pemikiran yang dapat mengangkat eksistensi dan kapasitas Polwan.

Berbagai upaya yang dilakukan Polri dalam memajukan peran wanita dalam pelaksanaan tugas pokok Polri, diharapkan juga turut mendorong reformasi yang akan dilakukan oleh institusi lainnya, sehingga peningkatan pemberdayaan kualitas wanita Indonesia dapat dilakukan secara komprehensif dan terprogram.

Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan oleh Polri untuk meniadakan dikotomi antara pria dan wanita, kita menyadari masih banyak berbagai kekurangan dalam upaya-upaya peningkatan kualitas pemberdayaan Polwan, yang disebabkan oleh faktor-faktor internal maupun eksternal baik dalam hal tingkat pendidikan masyarakat maupun wawasan masyarakat tentang kesetaraan hidup dengan sesama manusia dan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

Untuk itu, diharapkan tulisan ini dapat bermanfaat bagi peningkatan kualitas pemberdayaan wanita seluruh Indonesia yang dapat menggugah dukungan masyarakat untuk senantiasa membantu perjuangan kesetaraan gender di segala bidang pembangunan, sehingga dapat bermanfaat bagi kemajuan organisasi Polri, masyarakat, bangsa, dan negara.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved