Dua Napi Sakit dan Pingsan Usai Dicabuli Sipir Rutan
Bila sakit perut dan pinggangnya tak tertahankan lagi, jelas Naldus, Marsel yang selalu menolongnya menggosok balsem di bagian perut dan pinggang.
"Sudah empat bulan dia sakit. Dia takut buka suara, takut dianiaya oleh tahanan yang lain," kata Silvester.
Silvester menjelaskan, Kalistus mengaku sakit mulai dialaminya sejak diperlakukan tidak senonoh oleh Pak Linus. Silvester mengkhawatirkan keselamatan adiknya dengan membuka aib Pak Linus. Ia juga sangat prihatin dengan masa depan kesehatan Kalistus. Selama sakit, tidak diobati tuntas. Jika berobat harus mengeluarkan uang sendiri untuk disuntik oleh petugas kesehatan di Rutan Carep.
Orangtua Silvester di Kampung Tuwa, Desa Golo Ronggot, Kecamatan Welak, Kabupaten Manggarai Barat, sudah menjual sebidang tanah seluas 80 meter x 100 meter persegi seharga Rp 10 juta. Uang itu dipakai untuk biaya pengobatan Kalistus.
"Sebelumnya pernah ditawari sampai Rp 50 juta. Tapi karena orangtua sangat butuh uang untuk pengobatan adik saya, terpaksa dijual murah. Orangtua sudah jarang datang jenguk karena sakit-sakitan," tutur Silvester.
Kasat Reskrim Polres Manggarai, Iptu Edy, S.H, M.H, dan Kepala Unit (Kanit) PPA, Bripka Syamsu, S.H, memastikan bahwa semua keterangan korban kepada penyidik segera ditindaklanjuti. Selain itu, penyidik juga akan menjemput Kalistus untuk meminta keterangannya.
"Secepatnya kami kirim surat permohonan untuk bon lagi tahanan," kata Syamsu.