Kabar Gembira, Mulai Bulan Depan PNS/ASN Pemprov Sumsel Dapat Insentif Beras, TPP Tetap Dapat
Pemprov Sumatera Selatan akan segera merealisasikan pemberian insentif berupa beras bagi Aparatur Sipil Negara (ASN)
Penulis: Linda Trisnawati | Editor: Prawira Maulana
Laporan Wartawan Tribunsumsel.com, Linda Trisnawati
TRIBUNSUMSEL.COM, PALEMBANG - Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan akan segera merealisasikan pemberian insentif berupa beras bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di lingkungan Pemprov Sumsel.
"Beras untuk ASN akan diberikan mulai April dan akan dirapel empat bulan dari Januari-April," ujar Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumsel Nasrun Umar usai Rapat Membahas Mekanisme Pengadaan dan Penyaluran Beras untuk ASN di Ruang Rapat Bina Praja Rapat, Kamis (28/3/2019).
Untuk insentif beras ini tidak menggangu Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP), karena dana untuk beras ini dialokasikan khusus. Maka untuk mekanismenya sama seperti waktu menerima TPP, yang diberikan tiap bulan.
"Berdasarkan surat keputusan Gubernur Sumsel Herman Deru, bagi sepasang suami istri mendapatkan beras 30 kg. Sedangkan kalau hanya istri atau suami yang ASN maka dapat 20 kg dan yang belum menikah dapat 10 kg," jelasnya.
Menurut Nasrun Umar, sebagai Ketua Umum Forum Sekretariat Daerah Seluruh Indonesia (Forsesdasi) tentu harus mengayomi seluruh ASN. Dari waktu kewaktu harus berfikir tentang bagimana kesejahteraan ASN, dari waktu ke waktu ini harus semakin baik.
"Pemberian beras untuk ASN ini suatu trobosan yang luar biasa dan cerdas dari seorang Gubernur Sumsel. Bayangkan sudah berapa tahun kita tidak pernah mengangarkan kembali dan ini muncul kembali ide pemberian beras in," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, ini mungkin berdasarkan pengalaman beliau menjadi Bupati di OKU Timur dan dirasakan manfaatnya oleh ASN. Jadi kenapa tidak dilakukan di sini juga. Karena sesunguhnya pemimpin itu salah satunya juga berfikir bagaimana caranya bisa mensejahterkan ASN.
"Untuk kualitas beras ASN tak perlu khawatir. Saya sudah katakan kepada Perum Bulog. Bahwa saya orang pertama yang tidak mau atau komplen apabila ada ASN yang komplen tentang beras yang diberikan. Karena sudah semestinya beras yang diberikam adalah beras yang layak untuk dikonsumsi," katanya.