Hari Pahlawan 2018
Hari Pahlawan, Mengulik Kisah Heroik Bung Tomo, Berani Kritik Soekarno Sampai Memimpin Regu Gajah
Sejak zaman perang, bahkan hingga sekarang, nama Bung Tomo selalu dikaitkan dengan tindakannya yang gagah berani kadang mendekati kenekatan
TRIBUNSUMSEL.COM - "Merdeka! Merdeka! Merdeka!"
Kepada siapa saja seruan di atas diucapkannya sebagai salam.
Masih terasa nadanya yang penuh semangat, optimisme yang menyimpan keberanian.
Sejak zaman perang, bahkan hingga sekarang, nama Bung Tomo selalu dikaitkan dengan tindakannya yang gagah berani kadang mendekati kenekatan.
Baca: Hari Pahlawan 2018, Ini Kumpulan Pesan-pesan Perjuangan dan Kata Mutiara Pahlawan Nasional
Hari Pahlawan, Mengulik Kisah Heroik Bung Tomo, Berani Kritik Soekarno Sampai Memimpin Regu Gajah
Berikut ini petikan wawancara Majalah HAI dengan Bung Tomo di edisi tahun 1978, dengan judul asli tulisan di majalah tersebut "Bung Tomo Masih Sempat Bikin Skripsi."
la tergelak sebelum menjawab: "Keberanian itu tidak begitu saja muncul. Keberanian itu tidak bisa disulap!
Tetapi secara umum, bagi pemuda yang hidup di jaman perang waktu itu, rasanya malu kalau tidak berani. Jadi, setengahnya terpaksa berani."
Keberanian, sebagaimana sifat-sifat yang lain, banyak dipengaruhl oleh latarbelakang hidup,
bahkan sejak kecil mula. Lalu dengan panjang-lebar Bung Tomo menuturkan 'asal-usul' sifat berani yang dimilikinya.
Berdarah Madura
Konon, nenek-moyangnya berasal dari para prajurit Mataram yang menolak bekerjasama dengan Belanda.
Sejak kecil ia banyak mendengar dongeng tentang keperwiraan mereka.
Neneknya berasal dari Jawa-Barat.
Sedang kakeknya berdarah Madura. Karena itu ia merasa mewarisi tiga sifat dari masing-masing leluhurnya tersebut.
"Kalau lagi ketawa, itu ciri orang Sunda. Kalau lagi berang, ke luar darah Madura. Tetapi dlplomasinya tetap diplomasi jawa," katanya ketawa.