Berita Muba

Jadi Pembicara di Madrid , Dodi Reza Alex Bicara Pentingnya Data dan Peta Pengembangan Kelapa Sawit

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin mendapatkan kepercayaan menjadi narasumber kegiatan European Palm Oil Conference di Madrid

Istimewa
Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin kali ini mendapatkan kepercayaan untuk menjadi narasumber kegiatan European Palm Oil Conference (EPOC) di Madrid. 

TRIBUNSUMSEL.COM—Keberhasilan Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dalam pengembangan komoditas kelapa sawit kian menjadi sorotan banyak pihak.

Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin kali ini mendapatkan kepercayaan untuk menjadi narasumber kegiatan European Palm Oil Conference (EPOC) di Madrid.

“Pengembangan komoditas strategis sawit di Indonesia akan dapat berkontribusi pada capaian Target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) untuk Indonesia, dan ini sudah dimulai di Kabupaten Muba," kata Dodi di sela menjadi pembicara EPOC di Madrid.

Baca: Titi Kamal Posing Foto Bareng Jeremy Thomas, Ina Thomas Komentar Begini, Sindir Sophia Latjuba?

Baca: Pemkot Pagaralam Siapkan 3 Lokasi Pembangunan Rusunawa Khusus ASN

Pada kesempatan menjadi pembicara, Dodi menyampaikan bahwa ada beberapa target untuk mewujudkan pembangunan hijau berkelanjutan.

Hal utama yakni dapat didorong capaiannya melalui sawit lestari adalah ketahanan pangan, ketersediaan air bersih, pertumbuhan ekonomi dan ketenagakerjaan, dan menurunkan risiko ekspansi lahan dan deforestasi.

"Untuk dapat mencapai target tersebut ada beberapa tantangan kunci, salah satu yang paling dasar adalah kebutuhan data dan peta yang disepakati oleh semua pemangku kepentingan sesuai dengan Kebijakan Satu Peta dan Satu Data. Tanpa data - berbagai isu seperti legalitas, konflik lahan, sulitnya sertifikasi dan kebakaran lahan akan sulit dicegah,"ungkapnya.

Baca: Perjuangannya Melawan Kanker, Kado Terindah Sutopo Bertemu Presiden Jokowi, Next Raisa

Baca: Jadwal Balapan Formula 1 di GP Jepang, Usaha Vettel Pangkas Poin Dari Lewis Hamilton

Pemkab Muba percaya bahwa untuk menjawab tantangan ini, kabupaten tidak bisa bekerja sendiri - karenanya Muba kerjasama dengan berbagai pihak dan mendirikan LTKL sebagai upaya kolaborasi dengan kabupaten lain.

"Salah satu contoh nyata adalah pencapaian Muba untuk mendapatkan dukungan dana replanting dari BPDP Sawit untuk pekebun sawit khususnya swadaya."

"Proses ini berlangsung selama lebih dari dua tahun dan tidak akan bisa terjadi tanpa data spasial & sosial ekonomi pekebun yang jelas."

"Data yang berhasil dikumpulkan adalah hasil kerjasama multi pihak di Kabupaten," jelas Dodi yang juga Ketua Umum Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL).

Baca: Update LRT Palembang, Stasiun Demang 6 Oktober Resmi Dibuka, Sudah 470 Ribu Penumpang Naik LRT

Baca: Usianya Baru 9 Bulan, Ini 5 Potret Cantik Putri Andi Soraya Disebut Mirip Boneka Barbie

Dodi menambahkan, dengan fokus pada data dan peta, Kabupaten bisa lebih fokus pada pengembangan program yang tepat untuk meningkatkan kapasitas pekebun dan mendorong intensifikasi.

"Adanya peta dan data yang baik juga memungkinkan kabupaten untuk melakukan monitoring dan penegakan hukum di sektor sawit secara efektif bekerjasama dengan provinsi dan nasional - disini terlihat jelas bahwa penurunan tingkat deforestasi akan sulit tercapai tanpa peta dan data yang baik," imbuhnya.

Selain itu, Muba percaya bahwa contoh baik ini akan dapat direplikasi oleh Kabupaten lainnya, terutama melalui jaringan LTKL dan APKASI yang sudah dibentuk.

Baca: Gojek Liga 1 : Prediksi dan Live Streaming Persela Lamongan vs PSIS Semarang Malam ini

Baca: Live Streaming Tv One McGregor vs Khabib, Minggu (7/10) Pukul 22.30 WIB, Khabib Idola Baru

"Dengan komitmen daerah, maka SDGs dan berbagai kebijakan perbaikan tata kelola Indonesia seperti ISPO, moratorium sawit dan Satu Peta serta komitmen swasta untuk lestari akan lebih mudah dicapai," pungkasnya.

Pada kesempatan tersebut, turut hadir bersama Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin menjadi narasumber yakni Menteri Industri Malaysia, Madam Theresa Kok Suh Sim, Menteri perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita, dan Mantan Presiden Columbia, Alvaro.

Selain itu, Ketua EPOA, Frans Claassen, Sekretaris Jenderal Aliansi Minyak Sawit Eropa, Margot Logman, dan Profesor Universitas Cagliari, Departemen Ilmu Biomedis, Sebastiano Banni.

Sumber: Sriwijaya Post
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved