Aidit Saat Diwawancarai 1964: Inilah Alasan Utama kenapa Ia Memilih PKI Dibanding Partai Lain

Aidit Saat Diwawancarai 1964: Inilah Alasan Utama kenapa Ia Memilih PKI Dibanding Partai Lain

Moh Habib Asyhad
Sedikit tentang Dipa Nusantara Aidit: Mozaik di Luar Politik 

TRIBUNSUMSEL.COM – Aidit Saat Diwawancarai 1964: Inilah Alasan Utama kenapa Ia Memilih PKI Dibanding Partai Lain

Dulu Intisari pernah punya kebiasan berkunjung ke kantor beberapa pentolan partai politik yang ada di Indonesia waktu itu.

Salah satunya adalah Dipa Nusantara Aidit pada pertengahan 1964—setahun sebelum geger 30 September 1965 terjadi.

Berikut pengalaman Intisari berkunjung ke kantor CC PKI di Jalan Raya Kramat, Jakarta Pusat, pada awal tahun 1964.

Baca: Live Streaming TV One - Film G 30 S, Minggu 30 September 2018 Pukul 21.00 WIB

***

Bagaimana markas besar bung Aidit? Kerapian dan militansi organisasinya terasa benar, tatkala kami berdua hendak diterima oleh bung Aidit.

Isi buku tamu, diantarkan ke kamar tunggu. Tak lama kemudian bung Aidit keluar mempersilakan kami masuk ruang kerjanya.

Dindingnya bercat ros, serba rapi, yang kami lihat potret bung Aidit dengan bung Karno serta bung Aidit dengan kawan Mao Tse Tung.

Baca: Dua Orang Ini Ternyata Pentolan PKI, Bahkan Pernah Bertemu Stalin di Uni Soviet

Tak banyak kami ajukan pertanyaan, karena berdasarkan daftar pertanyaan yang kami kirimkan lebih dulu, sudah disusunnya garis besar riwayat hidupnya yang dibacanya sambil memberikan beberapa keterangan.

Tatkala bung Aidit duduk di sekolah dasar HIS Blitung, pak guru St. Indra bertanya kepadanya dalam mata pelajaran ilmu bumi. Di Digul ada apa?

Jawabnya, “Ada banyak orang pandai.” Pak guru agak terkejut dan murid itu diberinya angka baik. Jawaban itu didapatkan Dipa Nusantara Aidit dari ayahnya.

Ayahnya suka membaca surat kabar misalnya Pemandangan. Kepada anak-anaknya, sering ia berceritera tentang pemimpin-pemimpin masa itu seperti Soekarno, Hatta, pemuka-pemuka lain yang banyak dibuang ke Digul. Mereka itu orang pandai-pandai. Ini berkesan pada Aidit kecil.

Baca: Upgrade Mulai 30 September, Pendaftaran CPNS 2018 di SSCN.BKN.GO.ID Bakal Terganggu

Nama ayahnya Abdullah Aidit, seorang buruh perkebunan tamatan sekolah HIS. Dipa Nusantara Aidit kelahiran Medan tanggal 30 Juni 1923.

Kemudian keluarganya pindah ke Belitung dan di sanalah ia menamatkan sekolah dasar. Saudaranya empat dengan dia, semuanya lelaki: Basri, Sobron, Murad, dan D.N. Aidit.

Semuanya pengikut Marx dan Lenin, hanya ada yang aktif ada yang tidak. Ibunya meninggal tatkala bung Aidit berumur 6 tahun.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved