HUT ke 73 RI

Kisah 'Diplomasi Pipis' Soeharto Akhirnya Ubah Nama Irian Barat ke Irian Jaya dan Kini Jadi Papua

Meninggalnya mantan Presiden RI, Soeharto, bagi sebagian orang tentu meninggalkan duka yang mendalam.

TRIBUNSUMSEL.COM-Meninggalnya mantan Presiden RI, Soeharto, bagi sebagian orang tentu meninggalkan duka yang mendalam.

Tidak terkecuali Sukirno yang merupakan juru kunci makam keluarga Soeharto di Astana Giribangun.

Sukirno sendiri memiliki pengalaman yang tak bisa dilupakannya saat menjadi saksi penggalian makam Soeharto pada tahun 2008 silam.

Dalam buku itu, sebelum menggali makam Soeharto, sejumlah persiapan pun telah dilakukannya.

Di antaranya mengadakan rapat yang dihadiri oleh Rina yang saat itu menjadi Bupati Karanganyar, Muspida, serta mantan Bupati Wonogiri, Begug Purnomosidi.

Menurut Sukirno, penggalian itu dilakukan pada hari Minggu Wage.

Cuaca di sekitar astana dirasanya sangat redup.

Padahal, saat itu hari masih siang.

"Matahari entah bersembunyi di mana tetapi udara tidak terasa panas seperti kalau cuaca sedang mendung. Juga tidak ada awan. Sama sekali tidak ada tanda-tanda akan hujan atau gerimis," kata Sukirno dalam buku itu.

Pukul 15.30 WIB, mereka pun duduk mengelilingi tanah makam yang akan digali.

Tidak hanya itu, upacara Bedah Bumi juga mereka laksanakan.

Mereka juga berdoa sesuai dengan keyakinan masing-masing.

"Upacara kecil itu merupakan permohonan izin kepada Tuhan yang Maha Kuasa, agar arwah Bapak HM Soeharto yang sangat kami cintai dikaruniai tempat yang terbaik. Kami juga meminta kepada Tuhan agar pekerjaan kami lancar dan selamat," ujar Sukirno.

Usai berdoa, penggalian pun dilakukan.

Awalnya, tak ada yang aneh pada penggalian makam tersebut.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved