Berita Prabumulih
Atasi Permainan Harga & Mudahkan Kontrol, Pemkot Prabumulih Bentuk Asosiasi Pembudidaya Ikan
Tidak ingin bantuan bibit ikan dan pakan yang diberi ke penerima terbengkalai serta tidak berhasil,
Penulis: Edison | Editor: Melisa Wulandari
Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Edison Bastari
TRIBUNSUMSEL.COM, PRABUMULIH - Tidak ingin bantuan bibit ikan dan pakan yang diberi ke penerima terbengkalai serta tidak berhasil,
Pemerintah kota Prabumulih melalui Dinas Pertanian membentuk asosiasi pembudidayaan ikan Prabumulih Mina.
Asosiasi pembudidayaan ikan yang dibantuk sejak sebulan terakhir itu beranggotakan para peternak dan pembudidaya ikan baik yang dibantu pemerintah maupun usaha sendiri.
Baca: Puluhan Siswa TK dan SD Ikuti Lomba Robot, Ini Keseruannya
"Jadi dengan adanya asosiasi itu masyarakat yang membudidaya ikan akan bisa kita kontrol dan diberi penyuluhan serta bisa diketahui kesulitannya,
juga bagi penerima bantuan pemerintah bisa dikontrol karena tidak bisa setelah dibantu lalu dibiarkan saja harus dibina dan
diawasi," ungkap Kepala Dinas Pertanian Pemkot Prabumulih, Syamsurizal ketika diwawancarai di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Syamsurizal mengatakan, tidak hanya mengontrol dalam pemberian pakan maupun penyuluhan tata cara pengembangbiakan ikan, melalui asosiasi itu juga akan mampu mengontrol harga jual ikan ke para pembeli.
Baca: Hasil Akhir SFC vs Persib Bandung : SFC Bungkam Persib 3-1, Jalannya Pertandingan
"Jadi setiap panen para peternak ikan akan komunikasi terkait harga dan pemasaran, sehingga tengkulak atau pembeli ikan tidak bisa mempermainkan peternak dengan harga murah," katanya.
Permainan harga dilakukan para tengkulak dengan sistem adu domba antar peternak ikan yang selama ini terjadi menjadi penghambat pemerintah dalam menambah jumlah pembudidaya atau peternak ikan.
"Kalau peternak ikan sedikit mungkin tengkulak tidak bermain tapi kalau peternak ikan sudah banyak maka tengkulak mulai berperan dengan mengadu domba harga,
Baca: Premium dan Solar Langka, Antrean Panjang Kendaraan Terjadi di Setiap SPBU di Pagaralam
kualitas yang ujungnya peternak rugi dan berakhir dengan bangkrut," lanjutnya.