Peran Penyuluh Agama dalam Mencerdaskan Umat

Di era dunia serba digital peran penyuluh agama islam di tengah masyarakat amatlah penting.

Shutterstock
Ilustrasi 

TRIBUNSUMSEL.COM-Di era dunia serba digital  peran penyuluh agama islam di tengah masyarakat amatlah penting.

Terlebih dengan adanya tren media sosial, membuat  beragam informasi diterima masyarakat.

Ditambah dengan kebebasan  menyampaikan pemikiran entah berdampak positif atau negatif yang dapat memicu munculnya ujaran kebencian.

Selain itu penyebaran berita palsu atau hoax di medsos tanpa disadari pengguna media sosial dapat membuat pengguna media sosial dihukum karena melanggar UU ITE.

Konsekuensinya pun tidak main-main. Pelaku ujaran kebencian dan penyebar berita hoax dapat dijebloskan ke dalam penjara.

Negara melarang ujaran kebencian atau berita hoax yang dapat menimbulkan keretakan antar masyarakat seperti disampaikan didalam UU ITE nomor 11 tahun 2008 merupakan undang-undang yang mengatur bagaimana kita menggunakan internet secara bijak.

Hal ini menyebabkan sering terjadinya penyalah gunaan media sosial oleh oknum-oknum tertentu, yang dapat merusak keselarasan serta kedaulatan negara.

Sering kita jumpai Di media sosial seperti facebook, twitter dll, isu-isu yang bersifat profokatif dan dapat memecah belah kesatuan bangsa dan negara.

Seperti isu saling menghina antar agama, suku,ujaran kebencian hingga menyudutkan pihak-pihak tertentu.

Islam sebagai agama yang sempurna dan universal mengatur bagi penganutnya apa-apa yang baik dari perkara dunia dan akhirat.

Maka Islam sejatinya adalah pedoman hidup, dan salah satunya adalah bagaimana sikap seorang Muslim ketika berhadapan dengan kabar burung, fitnah atau hoax, yang akhir-akhir ini cenderung dapat memecah belah masyarakat.

Salah satu cara yang bisa dilakukan menangkal penyebaran berita yang tidak benar adalaah memaksimalkan peran penyuluh agama.

Penyuluh agama juga dituntut harus ikut serta aktif dalam media sosia , guna memberikan pencerahan yang baik agar kegaduhan- kegaduhan ummat bisa diredam.

Prinsip dakwah yang harus kita pegang seperti ungkapan Ustad Abdul Somad mengatakan “dakwah yang mencerdaskan bukan menyalahkan. Dakwah yang menyejukkan, bukan menyudutkan, dakwah yang membangun persaudaraan bukan yang menjatuhkan lawan, dakwah yang merangkul bukan memukul, dakwah yang mengajak bukan mengejek. Agar sama sama meraih predikat taqwa di sisi Allah”.

Semoga dengan adab-adab Qur’ani ini kedepannya kita dapat membuat kita lebih dewasa menyikapi isu-isu yang sering cepat menyebar di sosial media.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved