Sekilas Makam Ini Tampak Biasa, Namun Begitu Tahu Empunya, Terungkap Fakta Mengejutkan Ini
Namun berbeda dengan perlakuan makam salah satu ulama yang berpengaruh besar bagi penyebaran Islam di Sumatera Selatan (Sumsel).
Penulis: Agung Dwipayana | Editor: Hartati
Laporan Wartawan TribunSumsel.com, Agung Dwipayana
TRIBUNSUMSEL.COM, INDRALAYA - Makam seorang tokoh terutama ulama besar, biasanya identik dengan kesakralan.
Apalagi bila ia memiliki pengaruh besar di lingkungan tempat tinggalnya.
Biasanya makam ulama tersebut selalu ramai dikunjungi peziarah untuk mendoakan kebaikan bagi almarhum.
Namun berbeda dengan perlakuan makam salah satu ulama yang berpengaruh besar bagi penyebaran Islam di Sumatera Selatan (Sumsel).
Ialah Sayyid Makhdum, seorang ulama yang berperan penting dalam penyebaran agama Islam di Bumi Sriwijaya pada abad 16, khususnya daerah Ogan Komering Ilir (sekarang Ogan Ilir).
Makam ulama asal Cirebon, Jawa Barat ini berlokasi di Dusun 4 Desa Tanjung Batu, Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir (OI).

Dijelaskan, Syekh Makhdum merupakan murid dari ulama Sayyid Umar Baginda Sari yang lebih dikenal dengan nama Usang Rajo Umar yang menurut sejumlah sejarawan Islam, merupakan ulama paling berpengaruh di Sumsel pada abad ke-16.
Kembali ke Sayyid Makhdum, dengan sejarah dan nama besar beliau sebagai ulama yang bergerilya bersama gurunya Sayyid Umar Baginda Sari, sudah sepatutnya beliau mendapat perlakuan layak dan istimewa, kendati beliau telah tiada.
Namun jika melihat kondisi makam Sayyid Makhdum saat ini yang tidak terawat dan bahkan terbengkalai, tampak seakan beliau bukan orang istimewa dan berpengaruh terhadap penyebaran agama Islam.
Menurut warga setempat, setiap tahun tepatnya jelang bulan Ramadan, warga selalu membersihkan makam Sayyid Makhdum.
Namun pemeliharaan makam ulama ini, kata warga, tidak rutin dan sangat jarang.
"Kalau mau bulan puasa, biasanya warga bersih-bersih di sekitar area makam. Tapi hanya setahun sekali," kata Iyeb, seorang warga desa setempat.

Pantauan TribunSumsel.com, makam salah satu 'pewaris' Nabi ini berada dalam pagar berbentuk persegi panjang dengan panjang 3 meter dan lebar 2 meter.
Atap seng yang menaungi makam tersebut tampak terdapat banyak lubang dan sudah hancur.