Berita OKI

Cerita Untung, Warga Asal Yogyakarta Kayuh Sepeda Berhias Topeng Keliling Indonesia, Singgah di OKI

Untung warga asal Yogyakarta yang berkeliling Indonesia menggunakan sepeda berhias topeng. Untung singgah di Kabupaten OKI, Sumsel.

TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO DAVINCHI
KELILING INDONESIA -- Untung dengan sepedanya yang berhias topeng saat singgah di Kabupaten OKI, Senin (27/10/2025). Untung adalah warga asal Yogyakarta yang berkeliling Indonesia menggunakan sepeda. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG -- Pemandangan tidak biasa menarik perhatian masyarakat saat di taman segitiga emas Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan. 

Seorang pria paruh baya bernama Untung berhenti sejenak dengan sepeda uniknya yang sarat hiasan.

Bukan sekadar bersepeda, pria asal Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta dalam misi besar mengawal NKRI dengan mengayuh sepeda menuju titik nol kilometer di Kota Sabang, Provinsi Aceh.

Memakan waktu perjalanan selama dua pekan bukanlah tanpa tujuan.

Di sepedanya, terpasang papan bertuliskan "Putra gunungkidul handayani berangkat Jogjakarta ke Aceh -> Sabang -> Nol KM dan keliling Indonesia mengawal (NKRI)". 

Dalam membuktikan keseriusan dan legalitas perjalanannya, Untung membawa sebuah buku besar yang berfungsi sebagai paspor rute daerah yang pernah didatangi.

"Setiap daerah saya minta stempel. Bisa dari Koramil, Kodim, Polres, Polsek, bahkan DPRD," jelas Untung saat ditemui disela-sela istirahat di warung makan di Kayuagung, Senin (27/10/2025) sore.

Baca juga: Pemkab OKI Siapkan 16 Hektare Lahan Untuk Interchange Tol Terpeka, Optimis Tingkatkan Ekonomi Rakyat

Terlihat dalam buku tersebut, Untung telah mengumpulkan stempel berbagai wilayah di Pulau Jawa seperti Jakarta, Serang dan Tangerang, serta titik seperti Lampung Selatan, Mesuji sebelum akhirnya menjejakkan kaki di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan.

Bukan hanya misinya, sepeda ini juga menjadi pusat perhatian. Bagian depan sepedanya dihiasi dengan berbagai ornamen budaya, seperti topeng-topeng tradisional, boneka, dan bendera merah putih.

"Oh, ini (topeng-topeng) cuma buat hiasan saja, buat hiburan," katanya.

Sementara di bagian belakang, sepeda sarat dengan perlengkapan untuk bertahan hidup di jalan. 

"Kalau di bagian belakang isinya pakaian dan makanan yang sering saya dapatkan dari orang-orang yang ditemui selama diperjalanan," tambahnya. 

Selama dua minggu menaklukkan aspal lintas pulau, Untung miliki cara tersendiri bertahan.

Untuk beristirahat di malam hari, ia mengandalkan fasilitas umum.

"Kalau capek atau istirahat, saya cari pom bensin atau Indomaret yang buka 24 jam. Kadang juga di emperan toko, tapi saya tanya dulu sama yang punya wilayah, aman apa tidak," tuturnya. 

"Kalau terpaksa tidak aman, ya baru tidur di penginapan," ujarnya.

Ketika ditanya terkait dengan risiko kerusakan sepeda, ia mengaku sudah siap mental dan perbekalan. 

"Saya sudah siap diri dengan bawa ban dalam serep dan kunci-kunci. Pernah sekali ganti ban saat di Jawa. Namun untuk kendala lainnya belum ditemukan," ujarnya.

Perjalanan nekat ini diakuinya telah mendapat restu penuh dari sang istri di kampung halaman. 

"Ya kalau enggak dibolehin (istri), ya enggak bakal sampai sini," candanya.

Saat ditanya kapan ia menargetkan akan tiba di Aceh, Untung berikan jawaban filosofis yang menunjukkan totalitasnya.

"Kalau orang kantor itu kan ada tutup tahun, mereka tutup buku. Kalau saya jalan, ya tutup jalan begitu sampai di kilometer nol di Aceh," pungkasnya.

 

 

Baca berita menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved