Berita OKU Timur

Kisah Hidup Ahmad Sudiono di Desa Purworejo OKU Timur Menggantungkan Hidup Menanam Jagung

Ahmad Sudiono, seorang petani berusia 45 tahun, menuturkan bahwa ia mengelola lahan seluas seperempat hektare yang ditanami jagung.

Tribunsumsel.com/Choirul Rahman
CUKUPI KEBUTUHAN KELUARGA -- Ahmad Sudiono (45), petani jagung di Desa Purworejo, Kecamatan Belitang II, tengah memantau tanaman jagung di lahan seluas seperempat hektare miliknya, Sabtu (13/09/2025). Ia berharap produksi jagung meningkat dan harga jual tetap stabil agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga. 

TRIBUNSUMSEL.COM, MARTAPURA - Desa Purworejo, Kecamatan Belitang II, menjadi salah satu desa yang terus mengandalkan sektor pertanian sebagai penopang kehidupan warganya.

Di tengah upaya menjaga ketahanan pangan, jagung menjadi tanaman unggulan yang diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.

Ahmad Sudiono, seorang petani berusia 45 tahun, menuturkan bahwa ia mengelola lahan seluas seperempat hektare yang ditanami jagung.

Meski tidak luas, lahan tersebut menjadi sumber utama penghasilan keluarganya.

Ia berharap produksi jagung di desanya bisa terus meningkat, sehingga hasilnya tidak hanya bermanfaat bagi petani, tetapi juga masyarakat secara luas.

“Alhamdulillah, dari hasil panen jagung inilah saya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga. Kalau hasilnya bagus, kami bisa menyisihkan sedikit untuk biaya sekolah anak,” ungkap Ahmad dengan nada penuh harapan, Sabtu (13/09/2025).

Menurutnya, salah satu tantangan terbesar bukan hanya soal hasil panen, tetapi juga harga jual di pasaran.

“Kami berharap harga jagung stabil. Kalau harga anjlok, kami petani yang paling merasakan dampaknya. Padahal modal untuk pupuk dan perawatan tidak sedikit,” tambahnya.

Lanjut kata dia, untuk kebutuhan sehari-hari ia mengandalkan lahan seperempat hektare ini untuk menanam jagung.

Walaupun tidak luas, hasilnya cukup untuk kebutuhan keluarga. 

Kalau panen bagus, saya bisa menabung sedikit untuk sekolah anak-anak. Tapi kadang hasilnya tidak sebanding kalau harga jagung turun di pasaran.

"Kami para petani ini hanya bisa berharap harga tetap stabil, karena biaya pupuk dan perawatan terus naik. Harapan saya sederhana, semoga jagung di Desa Purworejo ini bisa lebih produktif dan benar-benar jadi penopang hidup kami. Kalau hasil melimpah dan harga bagus, tentu bukan hanya keluarga saya saja yang terbantu, tapi juga masyarakat desa bisa lebih sejahtera," bebernya. 

Ia juga menyampaikan, baginya jagung ini bukan sekadar tanaman, tapi sudah jadi napas hidup keluarga.

Dari seperempat hektare lahan inilah Ahmad bisa makan, bisa menyekolahkan anak, bahkan menabung sedikit kalau panennya bagus. 

Setiap butir jagung yang tumbuh, ada harapan di dalamnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved