Berita OKI

Tertutup Awan, Gerhana Bulan Total Gagal Terlihat di OKI, Padahal Warga Rela Begadang

Fenomena gerhana bulan total gagal terlihat di Kayuagung OKI karena cuaca tertutup awan, Senin (8/9/2025) dini hari.

TRIBUNSUMSEL.COM/WINANDO DAVINCHI
GERHANA BULAN TOTAL -- Masyarakat Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan yang menyaksikan fenomena alam langka gerhana bulan total, Senin (8/9/2025) dini hari. Namun sayangnya, fenomena ini tak dapat terlihat karena tertutup awan mendung. 

TRIBUNSUMSEL.COM, KAYUAGUNG  -- Antusias masyarakat Kecamatan Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan untuk menyaksikan fenomena alam langka blood moon (gerhana bulan total) pada Senin (8/9/2025) dini hari harus berakhir dengan kekecewaan.

Harapan untuk melihat bulan berwarna merah darah pupus setelah gumpalan awan mendung yang gelap menutupi langit tepat saat-saat puncak gerhana.

Fenomena gerhana bulan total yang diperkirakan akan menjadi tontonan langit spektakuler ini tidak dapat dinikmati oleh warga setempat.

Dikatakan salah seorang warga, Indriani, mengaku sangat antusias dan sengaja keluar rumah agar tak melewatkan peristiwa tersebut. 

Menurutnya, bila awalnya kondisi langit sangat cerah dan mendukung, yang membuatnya semakin optimistis bisa menyaksikan gerhana dengan jelas.

"Sejak pukul 22.00 sampai 23.30 WIB, bulan masih terlihat sangat jelas dan bersinar terang di langit. Saya dan beberapa tetangga sudah menunggu," ujar Indriani.

Baca juga: Jam Berapa Gerhana Bulan Total di Jawa Barat Malam Ini? Ini Waktu dan Cara Melihatnya

Namun, harapan itu sirna seketika. Kondisi cuaca berubah drastis saat momen yang paling ditunggu tiba.

"Sangat disayangkan, menjelang detik-detik gerhana bulan, awan justru menjadi sangat gelap dan pekat. Bulan tertutup sepenuhnya dan langit menjadi gelap," tuturnya dengan nada kecewa.

Meskipun gagal menyaksikan pesona blood moon kali ini, momen penantian tersebut tetap menjadi pengalaman tersendiri bagi Indriani dan warga lainnya, mengingatkan bahwa faktor alam seperti cuaca memegang peran kunci dalam pengamatan fenomena langit.

"Semoga saja ke depan masih bisa melihat secara langsung fenomena langka gerhana bulan tersebut," tutupnya.

 

 

Baca artikel menarik lainnya di Google News

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved