Contoh Tugas Refleksi Modul Profesional Topik 1-8 Guru Kelas MI/GKMI, PPG Kemenag 2025

Saya bercerita tentang Rasulullah yang menjalin hubungan baik dengan tetangga non-Muslim, dan bagaimana Islam mengajarkan kasih sayang kepada seluruh umat manusia. Meskipun awalnya sulit, siswa mulai memahami bahwa pendapat sebelumnya tidak sepenuhnya benar. 

Ini menjadi pelajaran penting bahwa guru harus siap meluruskan pemahaman yang keliru dengan cara yang lembut dan edukatif, agar tidak memunculkan rasa malu atau defensif pada anak.

4. Uraikan tantangan yang dihadapi dan hikmah (lesson learn) yang didapatkan!

➤Tantangan yang Dihadapi:

1. Pengaruh Lingkungan yang Konservatif atau Eksklusif

Banyak siswa mendapatkan pemahaman keagamaan dari lingkungan rumah atau media sosial yangcenderung eksklusif, bahkan ekstrem. 

Ketika pemahaman itu dibawa ke dalam kelas, siswa cenderung sulit menerima perbedaan atau merasa agamanya yang paling benar tanpa membuka ruang dialog. Ini menjadi tantangan besar dalam membentuk sikap toleran dan terbuka.

2. Sikap Siswa yang Belum Terbiasa Berdiskusi tentang Perbedaan

Beberapa siswa menunjukkan sikap kaku atau defensif saat membahas perbedaan agama atau budaya. Mereka bisa merasa tidak nyaman, bingung, atau bahkan menghindari topik tersebut karena tidak terbiasa diajak berdiskusi dengan cara yang terbuka dan saling menghargai.

3. Keterbatasan Sumber Ajar yang Mendukung Moderasi

Materi ajar yang membahas nilai-nilai moderasi secara eksplisit masih terbatas. Guru sering harus mencari sendiri atau menyusun bahan ajar yang relevan, yang membutuhkan kreativitas dan pemahaman yang mendalam terhadap konsep moderasi beragama.

4. Kesiapan Guru dalam Mengelola Isu Sensitif

Tidak semua guru merasa siap atau percaya diri dalam menangani isu keberagaman yang sensitif. Kekhawatiran menyampaikan hal yang keliru atau menyinggung siswa lain sering kali membuat guru berhati-hati berlebihan sehingga tidak maksimal dalam menanamkan nilai moderasi.

➤Hikmah (Lesson Learned):

1. Nilai-Nilai Moderasi Bisa Ditanamkan Sejak Dini

Anak-anak sebenarnya sangat terbuka terhadap perbedaan jika diberikan ruang dialog yang aman dan positif. 

Ketika siswa dikenalkan dengan kisah-kisah teladan, diajak berdiskusi ringan, dan diajak melakukan kegiatan kolaboratif, mereka mampu memahami dan menerima perbedaan dengan hati terbuka.

2. Guru Adalah Agen Moderasi yang Strategis

Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai model nilai. 

Keteladanan sikap guru yang inklusif, adil, dan terbuka sangat berpengaruh dalam membentuk cara pandang siswa terhadap keberagaman. Satu tindakan kecil guru bisa memberi dampak besar pada sikap siswa.

3. Pembelajaran Moderasi Harus Menjadi Bagian dari Budaya Sekolah

Untuk hasil yang efektif dan berkelanjutan, nilai-nilai moderasi tidak cukup diajarkan dalam satu-dua pelajaran saja. 

Perlu adanya pembiasaan dalam budaya sekolah, seperti cara siswa menyapa, bekerja sama, atau menyelesaikan konflik. Dengan pendekatan ini, moderasi menjadi gaya hidup, bukan sekadar teori.

4. Pentingnya Kolaborasi antara Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat

Nilai-nilai yang ditanamkan di sekolah perlu diperkuat oleh lingkungan rumah dan masyarakat. 

Kerjasama dan komunikasi aktif dengan orang tua sangat penting agar anak tidak mengalami kebingungan nilai yang berbeda antara di sekolah dan di rumah.

5. Buat rencana aksi penerapan materi tersebut dalam kegiatan pembelajaran! 

➤ Rencana Aksi Penerapan Moderasi Beragama dalam Pembelajaran

1. Identitas Kegiatan

>Materi: Moderasi Beragama

>Jenjang: Madrasah Ibtidaiyah (MI)

>Kelas: V (Lima)

>Tema: Hidup Rukun di Tengah Perbedaan

>Subtema: Toleransi dan Saling Menghormati

> Durasi: 2 x 35 menit

2. Tujuan Kegiatan

Siswa mampu:

>Menjelaskan arti moderasi beragama.

>Menunjukkan sikap toleransi dalam kehidupan sehari-hari.

>Menghargai keberagaman agama dan budaya di lingkungan sekitar.

3. Langkah-Langkah Kegiatan

Pendahuluan (10 menit)

> Guru menyapa dan mengondisikan siswa dengan ice breaking bertema "Apa yang kamu syukuri hari ini?"

> Guru memperlihatkan gambar kehidupan masyarakat yang beragam secara agama dan budaya, lalu memancing siswa untuk mengamati dan berdiskusi ringan.

Kegiatan Inti (50 menit)

> Literasi: Guru membacakan cerita pendek berjudul "Temanku Berbeda, Tapi Aku Sayang Dia".

> Diskusi Kelompok: Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan:

• Apa pesan dari cerita tersebut?
• Bagaimana kamu bertindak jika temanmu berbeda agama atau budaya?

> Prakarya Edukatif: Siswa membuat poster sederhana bertema "Aku Cinta Toleransi

> Presentasi Singkat: Setiap kelompok mempresentasikan hasil karya dan makna pesan toleransi yang mereka pahami.

Penutup (10 menit)

> Refleksi bersama: Apa yang kamu pelajari hari ini? Apa yang ingin kamu praktikkan?

>Guru menegaskan kembali pentingnya sikap saling menghargai dan hidup damai di tengah keberagaman.

4. Penilaian

>Sikap: Observasi sikap siswa selama diskusi dan kegiatan kolaboratif.

>Pengetahuan: Lisan-menjawab pertanyaan tentang isi cerita dan nilai toleransi.

>Keterampilan: Hasil poster - dinilai dari isi, kreativitas, dan pesan moral.

5. Tindak Lanjut

> Membuat "Pohon Toleransi Kelas", di mana setiap siswa menuliskan satu aksi nyata toleransi yang mereka lakukan di rumah/sekolah.

> Menyisipkan nilai-nilai moderasi dalam kegiatan harian: piket kelas bersama, salam pagi, dan kerja

===

*) Disclaimer:

Kunci jawaban di atas hanya hanya digunakan sebagai panduan bagi Guru Peserta Pelatihan PPG Daljab Kemenag 2025. Soal bersifat terbuka sehingga memungkinan ada jawaban lainnya.

Demikian Contoh Tugas Refleksi Modul Profesional Topik 1-8 Guru Kelas MI/GKMI, PPG Kemenag 2025.

Baca juga: Contoh Jawaban Peta Konsep Modul Profesional GKMI Topik 1-8, Tugas Mandiri PPG Kemenag 2025

Baca juga: 50 Contoh Soal Tes Akhir Modul Profesional PAI PPG Kemenag 2025, Beserta Kunci Jawaban

Baca berita dan artikel lainnya langsung dari google news

Ikuti dan bergabung di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com