3 Kejanggalan Dosen Untag Semarang Tewas di Hotel, Satu KK dengan AKBP B, Dugaan Bercak Darah

Ringkasan Berita:

• Kasus kematian dosen Untag Semarang masih misteri meski polisi sebut karena sakit
• Keluarga janggal dengan adanya KK korban dengan oknum polisi
• Bercak darah di alat vital pula jadi kejanggalan bagi keluarga

TRIBUNSUMSEL.COM,SEMARANG - Kerabat ungkap kejanggalan di balik kematian DLL (35), dosen wanita Untag Semarang yang ditemukan di hotel Semarang, Jawa Tengah, Senin (17/11/2025).

Polisi menyebut bahwa DLL tewas diduga karena sakit.

Namun beberapa hal dirasa janggal oleh keluarga, apa saja ?

1.Dugaan Bercak Darah

Korban ditemukan meninggal dunia pada Senin (17/11/2025) pagi sekitar pukul 05.30 WIB, tapi keluarga baru menerima informasi kematian korban pada Senin petang.

Keluarga korban menerima foto korban dalam kondisi tanpa busana dan telentang begitu saja di lantai keramik tanpa alas apapun.

Keluarga lantas curiga atas kematian korban yang ditemukan dalam kondisi tersebut.

Pada bagian lain, wajah korban dalam foto tersebut juga sangat berbeda dengan kondisi semasa hidup.

"Informasinya keluar darah dari hidung dan mulut korban. Kemudian sekilas dari foto korban yang kami terima,  ada bercak darah keluar dari bagian intim korban. Nah ini yang masih membuat keluarga korban masih merasa janggal atas kematian ini," terang Tiwi, kerabat korban, saat dihubungi Tribunjateng, Selasa (18/11/2025)..

Kendati merasa janggal atas kematian korban, keluarga korban sejauh ini masih menunggu keputusan keluarga besar untuk langkah hukum ke depannya.

"Sebenarnya keluarga sudah menggebu-gebu tapi silahkan nanti keluarga terutama kakak kandung dari korban," ujar Tiwi.

Baca juga: Rekam Medis DLL, Dosen Wanita Untag Semarang yang Tewas di Hotel, Polisi Sebut Gula Darah 600 mg

2. Satu Kartu Keluarga

Kerabat korban mengungkap dosen Untag Semarang berinisial DLL (35) ternyata satu kartu keluarga (KK) dengan polisi berinisial B berpangkat AKBP. 

Fakta ini diketahui keluarga korban selepas kematian DLL.

"Iya korban satu KK dengan saksi pertama (AKBP B), katanya sebagai saudara. Kecurigaan ini muncul ketika adik saya menanyakan alamat korban dengan saksi pertama kog sama, ternyata mereka satu KK, korban dimasukkan ke KK sebagai saudara," kata Tiwi.