Guru Tampar Siswa di Subang
Sosok Rana Setiaputra, Guru Tampar Siswa di Subang Sesumbar Tak Takut Dilaporkan ke Dedi Mulyadi
Rana Saputra, seorang guru di SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang melakukan penamparan terhadap siswanya di sekolah. Ia mengajar Ilmu Pengetahuan Sosial
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
“Tetapi guru juga harus menyadari tidak semua hal bisa diselesaikan dengan kekerasan,” ujar Dedi Mulyadi.
Dalam unggahan melalui akun instagram pribadinya, Rabu (5/11/2025), Dedi Mulyadi menuliskan caption.
"Seringkali keras bukan artinya benci, di balik itu ada kasih sayang agar karakter anak didik bisa berangsur membaik," tulis Dedi Mulyadi.
Ia mencontohkan pengalamannya pribadi saat masih menjadi pelajar.
"Saya pernah dipukul oleh guru saat sekolah. Berkahnya sekarang jadi gubernur," kata Dedi Mulyadi.
Sementara orang tua ZR, Deni Rukmana (38) menjelaskan maksud dan tujuannya mendatangi sekolah usai anaknya ditampar guru.
Ia menegaskan, kedatangannya ke sekolah hanya untuk mengklarifikasi secara baik-baik.
Namun, menurutnya, situasi memanas karena sang guru merasa tidak terima atas pertanyaannya.
“Awalnya saya datang karena dapat laporan anak saya ditampar beberapa kali. Saya hanya mau menanyakan secara baik-baik saja."
"Tapi salah seorang guru malah menanggapi dengan nada tinggi, seolah merasa tindakannya itu benar,” ujar Deni saat ditemui TribunJabar.id di kediamannya, Rabu.
Bro Ron Sentil Dedi Mulyadi
Kasus guru yang menampar siswa di SMP Negeri 2 Jalancagak, Kabupaten Subang menyita perhatian publik.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ronald Aristone Sinaga atau akrab dikenal Bro Ron ikut berkomentar mengenai viral orang tua siswa adu mulut dengan guru di SMP Negeri 2 Jalancagak, Subang.
Bro Ron menilai pernyataan Dedi Mulyadi yang menganggap tindakan guru tersebut sebagai bentuk kedisiplinan justru berpotensi menormalisasi kekerasan di lingkungan sekolah.
"Harus keras tidak juga nampoel pak. Jangan ngawur lah," kata Bro Ron.
Kronologi Versi Siswa
ZR, siswa di SMP Negeri 2 Jalancagak, Kabupaten Subang muncul membuat pengakuan pasca diduga menjadi korban penamparan guru.
Anak tersebut menjelaskan bahwa dirinya sudah mengakui kesalahan dan meminta maaf.
Namun, ia tetap mendapatkan hukuman fisik.
"Kesalahan abang pas hari Rabu, abang telat masuk lewat belakang pagar yang udah jadi, tapi abang udah ngakuin itu kesalahan."

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.