Kisah Kakak Adik di Kendal
Awal Mula 2 Kakak Adik di Kendal Ditemukan Lemas 28 Hari Tak Makan & Ibu Meninggal, Kecurigaan Warga
Dua kakak adik di Kendal pertama kali ditemukan lemas karena 28 hari tak makan, awalnya warga curiga bau tak sedap
Tak pelak, warga pun gempar begitu mendengar kabar tersebut. Bahkan kabar tersebut tersebar luas di media sosial.
Kabar duka nan memilukan tersebut pun direspon cepat oleh Bupati Kendal Dyah Kartika Permanasari. Bupati beserta rombongan telah menjenguk kakak beradik itu di rumah sakit.
Pemkab Kendal pun berjanji akan memberikan jaminan kehidupan mereka pasca pulih. Salah satunya pendidikan sekaligus pekerjaan, utamanya kepada Putri.
Baca juga: Kakak Adik di Kendal 28 Hari Tak Makan, Lemas di Samping Jasad Ibu, Bertahan dengan Air Rebusan
Bantah Tidak Peduli
Kepala Desa Bebengan, Wastoni merespons cibiran warganet di media sosial terkait meninggalnya Setianingsih.
Setelah jenazah Setianingsih ditemukan, peristiwa itu pun langsung viral di media sosial.
Tak sedikit warganet yang mempertanyakan kedekatan tetangga maupun perangkat desa atas ketidaktahuan kejadian tersebut.
"Di media sosial itu sempat ramai, katanya tetangga tidak peduli dan sebagainya," kata Wastoni.
Namun Wastoni membantah jika tetangga maupun perangkat desa tidak memerdulikan kondisi keluarga Setianingsih.
Dia berujar, keluarga Setianingsih dipandang sebagai kalangan mampu di desanya. Setiap sebulan, selalu ada becak yang membawa barang belanja ke rumah Setianingsih.
Keluarga Setianingsih juga dikenal aktif bersosialisasi, terutama dalam kegiatan desa, termasuk PKK.
"Itu enggak benar kalau tidak peduli. Bahkan proses mengurus jenazah pun kami sucikan sebagaimana mestinya," ungkapnya.
Menurut Wastoni, Putri sempat beli roti sebanyak Rp100 ribu di toko kelontong dekat rumah pada Jumat (3/10/2025). Roti itu, katanya akan dimakan bersama adik dan ibunya.
Namun setelahnya, tetangga tak lagi melihat Putri keluar rumah lagi. Rumah Setianingsih selalu tertutup, dengan lampu yang menyala saat malam hari.
"Katanya, ibunya sudah tidak mau makan, dia lantas beli roti itu, ada tetangga yang lihat."
"Warga tahunya keluarga Setianingsih itu orang mampu, tapi sejak itu tidak keluar rumah. Lampu menyala saat malam, setelah pukul 21.00, lampu dimatikan lagi," paparnya.

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.