Berita Viral
Curhat Istri Yai Mim Minta Setop Perseteruan dengan Sahara, Geram Keluarga Eks Suami Ikut Diganggu
Rosyida Vigneswari, istri Mantan dosen UIN Malang, Imam Muslimin alias Yai Mim tampak sudah gerah atas perseteruan dengan tetangganya, Nurul Sahara
Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TRIBUNSUMSEL,COM -- Rosyida Vigneswari, istri Mantan dosen UIN Malang, Imam Muslimin alias Yai Mim tampak sudah gerah atas perseteruan dengan tetangganya, Nurul Sahara yang tak kunjung mereda.
Wanita yang akrab disapa Rose ini mengaku merasa terganggu lantaran pihak Sahara semakin menjadi-jadi menyeret keluarga mantan suaminya dalam perseteruan mereka.
Padahal, Yai Mim dan sang istri telah meninggalkan rumah serta tanah mereka sendiri akibat intimidasi dan tekanan yang terus-menerus datang dari pihak lawan.
Baca juga: Tak Menuntut Maaf, Yai Mim Tegas Tolak Berdamai dengan Sahara, Siap Perang usai Keluarga Terseret
Namun, nyatakan hal tersebut tidak membuat Sahara cukup puas mengusik Yai Mim dan keluarga.
Rose pun meminta agar perseteruan Sahara dengan suaminya itu segera dihentikan karena sudah berdampak besar bagi orang-orang terdekat mereka.
"Astaghfirullah saya ingin mengakhiri ini semua. Tapi kenapa S&S, team pengacara mengganggu ketentraman keluarga kami? Mantan suami, mantan mertua saya, putra putri Yai MIM, Bu Nyai Ponpes Anshofa, para mahasiswa dan santri dll.
Meskipun berpisah saya, Yai MIM dan mantan saya serta istrinya keluarga lho," tulis Rosyida Vigneswari pada unggahan Instagramnya, Senin, (29/9/2025).
Dalam unggahannya, Rose mengaku sempat mendapat arahan dari Denny Sumargo agar tidak memposting apapun yang dikhawatirkan kian menimbulkan kegaduhun.
Namun, istri Yai Mim ini mengaku tidak bisa diam saja mengetahui pihak Sahara semakin nekat hingga nekat mendatangi kediaman keluarga mantan suaminya.
"Saya mohon maaf melanggar arahan bang Densu untuk tidak memposting apapun setelah podcast. Bagaiamana mungkin saya diam saja, sementara S sedang mengumpulkan senjata untuk melemahkan dan menyalahkan kami,"
Bahkan, mereka sampai menanyakan terkait iuran RT di tempat tinggal lama mereka.
"S dan lawyernya mendatangi rumah mantan suami saya dan mantan mertua saya, S mendatangi ibu RT di lingkungan lama tempat saya tinggal sampai minta bukti saya bayar iuran RT," ungkapnya.
Baca juga: Momen Sahara Telepon Yai Mim di Podcast Denny Sumargo, Saya Mohon Maaf Atas Omongan yang Kasar
Rose pun kian khawatir jika kasus perseteruan ini ikut menyeret pada pekerjaannya.
Diketahui, Ia tercatat bekerja di lingkungan perbankan, termasuk jabatan pimpinan di cabang Bank Muamalat Probolinggo.
Dimana ia menduga pihak Nurul Sahara akan mendatangi kantornya bersama kuasa hukumnya.
"Bisa jadi habis ini S dan pengacaranya datangi Bank Muamalat dan teman2 BMI saya untuk mengulik kasus saya (tapi InsyaAllah saya di BMI gak berkasus)," tulisnya, dalam unggahan Tiktoknya @roseenjoysherlife.
Yai Mim Siap Perang Lawan Sahara
Disisi lain, sang suami Yai Mim menegaskan tak akan membuka pintu damai untuk Nurul Sahara, tetangganya usai ribut diduga persoalan lahan.
Yai Mim mengungkapkan dirinya tidak pernah menuntut agar tetangganya itu meminta maaf.
Sebaliknya, ia menuturkan bahwa secara pribadi tidak pernah menganggap Sahara bersalah.
"Secara pribadi saya dan istri, Rosida, tidak ada masalah. Bagi saya, Ibu Sahara bukanlah kesalahan, tapi sebuah kebenaran. Maka saya tidak menuntut Ibu Suhara untuk minta maaf, karena bagi saya ia tidak salah,” kata Yai Mim, seperti dikutip dari Instagram resminya pada Rabu (1/10/2025).
Meski begitu, ia menilai tindakan yang dilakukan Sahara menimbulkan keresahan hingga berdampak pada kalangan keluarganya maupun masyarakat luas setelah viral di media sosial.
“Dampaknya terasa bagi anak dan istri lama saya, mantan istri, menantu, santri, bahkan masyarakat luas sampai Papua. Mereka resah,” terangnya.
Dalam pernyataannya, Yai Mim menegaskan bahwa dirinya berpegang pada prinsip perang ala Majapahit yang tidak mengenal kata mundur maupun mediasi.
Pasukan Majapahit selalu menyerang habis-habisan tanpa mengenal gencatan senjata.
Bahkan, Yai Mim telah menunjuk "Panglima Perangnya" bernama Agustian Anggi Siagian untuk menghadapi kasus hukum yang menimpanya.
Baca juga: Sosok Rosyida Vigneswari Istri Yai Mim Eks Dosen Malang Seteru Dengan Sahara, Jabat Pimpinan di Bank
Menurut Yai Mim, terdapat kaedah dalam ilmu perang yang diadopsi dari tradisi Majapahit, yakni “berlalang menyambar mangsa.” Artinya, ketika perang sudah dimulai, serangan harus dilakukan habis-habisan hingga lawan benar-benar kalah.
"Nah, kalau sudah perang, tentara Majapahit terus habis-habis sampai mati," katanya.
“Kalau sudah generang perang ditabuh, tidak boleh mundur apalagi gencatan senjata. Tidak ada istilah mediasi,” tegas Yai Mim.
Yai Mim bahkan tak mau Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, untuk tidak ikut campur dalam konflik mereka.
Ia meminta Wali Kota Malang untuk jadi penonton "perang" antar mereka.
"Kalau sudah saling menabuh genderang perang maka jangan ada yang mundur alias tidak ada mediasi lagi Pak Wali, jadi biarkan kami perang. Pak Wali harus melihat sebagai penonton saja. sebagai penonton yang baik, nanti yang menang kita apresiasi yang kalah semoga jd pelajaran kenapa anda kalah," ujarnya.
Pemicu perang yang memanas itu, kata Yai Mim, laporan Sahara ke pihak berwajib.
Yai Mim menyebut laporan yang dilayangkan oleh Suhara merupakan tanda bahwa pihak lawan sudah menabuh genderang perang.
Sebagai balasan, dirinya pun menunjuk Agustian Anggi Syakian beserta rekan-rekan sebagai kuasa hukumnya untuk menghadapi proses tersebut.
“Kalau sudah saling menabuh genderang perang, maka jangan ada yang mundur. Biarkan kami perang. Pak Wali cukup jadi penonton. Yang menang kita apresiasi, yang kalah biar jadi pelajaran,” kata Yai Mim.
Karena itu, Yai Mim menegaskan konflik ini akan terus dibiarkan berjalan melalui jalur hukum tanpa upaya damai.
“Untuk itu, kita ikuti saja proses hukumnya. Terima kasih,” tandasnya.
Awal Mula Perseteruan
Awal mula perseteruannya dengan tetangganya sekaligus pemilik rental mobil, Sahara, Mantan dosen UIN Malang, Imam Muslimin atau Yai Mim.
Setelah Sahara melontarkan berbagai tuduhan terhadap Yai Mim, mulai dari pelecehan seksual sampai perusakan mobil rental, kasus ini bikin heboh media sosial.
Yai Mim dinonaktifkan dari jabatannya sebagai dosen di UIN Malang, akibat tudingan tersebut.
Bahkan pada 22 September 2025, ia bersama keluarganya diusir dari rumahnya sendiri oleh warga.
Bukan soal sengketa tanah, perseteruan bermula karena Sahara memakirkan mobil rentalnya tepat di depan pagar rumah Yai Mim, di Kota Malang, Jawa Timur.
"Awal mula perseteruan tentang parkir liar, bukan sengketa tanah,"
"Sengketa tanah hanyalah faktor ikutan," tulis Yai Mim, pada Selasa (30/9/2025).
Baca juga: Alasan Denny Sumargo Batal Tayangkan Podcast Sahara yang Berseteru dengan Yai Mim Soal Lahan Parkir
Yai Mim lalu mengunggah video memperlihatkan mobil rental milik Sahara parkir di depan rumahnya.
Padahal terlihat di sekitarnya masih banyak lahan yang kosong.
Menurut Yai Mim karena hal tersebut dirinya menjadi kesulitan untuk masuk dan keluar dari rumahnya sendiri.
"Jadi ini parkir persis di depan pintu saya, padahal di belakangnya kosong," ucap Yai Min dalam video.
"Seperti ini awal mula, kami mau keluar gak bisa, minta tolong dikeluarkan enggak mau," imbuhnya.
Yai Mim lalu memasang tulisan di pagarnya 'Mohon Tidak Parkir di Depan Pintu".
Akan tetapi Sahara mengabaikan peringatan tersebut.
Hal senada kembali diungkapkan Yai Min dan istrinya, Rosida Vignezvari saat menjadi narasumber di channel YouTube Denny Sumargo.
"Awalnya kita pulang dari Jakarta tanggal 7 Agustus malam hari. Ketika sampai rumah, ada mobil parkir depan pintu. Padahal sudah ada tulisan 'Mohon tidak parkir depan pintu'," tutur Rosida, pada Senin (29/9/2025).
"Sampai jam 11 malam, saya beranikan telepon karyawannya (driver), tapi gak diangkat. Voice note juga gak diangkat," ungkapnya.
Rosida pun menyampaikan alasan dirinya bersikeras agar kendaraan itu dipindahkan dari depan rumahnya.
Sebab, subuh esoknya, Yai Mim memiliki jadwal pengajian.
"Kenapa saya bersikeras sampai begini. Telepon dan minta untuk dipindah, karena besok pagi Yai Mim ada jadwal pengajian. Mobil kita takutnya gak bisa keluar," terangnya.
Lantaran belum juga menerima respons, Rosida bersama Yai Mim akhirnya memutuskan masuk ke dalam rumah untuk beristirahat.
Hingga pada akhirnya sekitar pukul 03.00 WIB pagi, saat hendak berangkat, Rosida kembali menelepon Sahara.
Lalu, Sahara memintanya untuk membangunkan para driver.
Yai Mim pun berusaha membangunkan driver yang tertidur di pos jaga yang berada di halaman rumah Sahara.
Pos itu disebut menjadi basecamp karyawan atau driver Sahara.
Namun, upaya tersebut gagal hingga Rosida kembali menelepon Sahara.
"Mbak anak anak tidak bisa dibangunin, (lalu dijawab) iya sudah tolong dipindahkan," kata Rosida menirukan obrolannya bersama Sahara.
Akhirnya, Yai Mim mengambil kunci dan memindahkan mobil rental di depan rumahnya.
"Saya sering nongkrong di situ sama anak-anak. Dan beberapa membantu saat ada penyewa mengembalikan mobil rental. Karena tahu lokasi kunci, saya kemudian berusaha memindahkan mobil," tambah Yai Mim.
Lantaran kondisi jalan tidak rata, Yai Mim sempat terlalu keras menginjak gas, hingga menimbulkan suara keras pada kendaraan.
Sontak, karyawan atau driver di pos terbangun, tak lama disusul oleh Sahara yang disebut Yai Mim tampak keluar dari balik pintu rumahnya.
"Waktu itu saya tidak tahu, terlalu keras injak gas. Hingga suara mobil keras, begitu ada suara mobil, mereka bangun. Mbak Sahara keluar rumah," tuturnya.
Waktu itu, Yai Mim menyebut tidak ada persoalan.
Situasi pun baik-baik, karena baik dirinya maupun Sahara saling meminta maaf karena masalah suara mobil itu.
"Saya bilang minta maaf, karena saya harus ngaji. Mbak Sahara juga minta maaf, tidak ada masalah waktu itu," terang Imam Muslimin.
Terus Berlanjut
Persoalan tidak berhenti di situ.
Sahara terus memakirkan mobil rentalnya di depan rumah Yai Mim.
Yai Mim lalu berusaha mencarikan lokasi parkir dengan membersihkan sebidang tanah yang berada depan rumahnya.
"Saya datangi sekretaris RT tanya soal pemilik tanah, dikatakan sudah hilang kontak. Kemudian saya izin untuk membersihkan, diperbolehkan," kata Imam Muslimin.
Setelah ada kesepakatan itu, Yai Mim hanya berpesan agar kendaraan rental tidak lagi diparkir depan pintu rumahnya.
"Namun ternyata, yang saya khawatirkan tetap terjadi. Masih saja ada mobil diparkir depan rumah," ujarnya.
Suasana Makin Keruh
Konflik makin memuncak saat Rosida sedang naik haji pada 2025.
Suatu ketika, anak Sahara dan suaminya Sofian bermain ke rumah Yai Mim.
Sahara pun menyusul masuk ke rumah Yai Mim.
Ia sekaligus memberi makanan untuk tetangganya itu.
Namun, setelah berada di dalam, ia mengunci pintu Yai Mim dari dalam.
Yai Mim sempat memprotes aksi itu, namun Sahara beralasan agar anaknya tak keluar.
Ketika Yai Mim naik ke lantai tiga untuk mencuci baju dengan hanya memakai celana pendek, Sahara tiba-tiba berteriak menuduh Yai Mim cabul.
"Ibu Sahara melihat laki-laki berpakaian mengumbar aurat itu sama dengan melakukan pencabulan," ujar Yai Mim.
Tak hanya itu, Sahara juga merekam video dan menyebarkan tuduhan tersebut.
Dalam video itu, ia berkata kepada mahasiswa yang sedang berkunjung ke rumah Yai Mim, kalau dosen mereka berbuat cabul.
“Ini dosen kalian yang cabul itu, dia cabulin saya.”
Namun, Yai Mim membantah keras.
"Dengarin ya, kapan saya nyabulin kamu?" tanyanya kepada Sahara.
Tudingan Sahara terhadap Yai Mim itu menyebabkan hujatan datang ke mantan Dosen UIN Malang tersebut.
Sahara tak berhenti mengunggah video-video yang menjatuhkan Yai Mim.
Saling Lapor
Sahara melaporkan Yai Mim dan istrinya, Rosida ke Polresta Malang Kota.
Pihak Sahara, melalui kuasa hukumnya, Mohammad Zaki, tercatat lebih dulu mengajukan laporan pada Kamis (18/9/2025) lalu.
Imam Muslimin dilaporkan atas tuduhan pencemaran nama baik dan fitnah, yang diatur dalam Pasal 310 dan 311 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).
Selain itu, Imam juga dilaporkan atas dugaan pelanggaran Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE). Ia juga menambahkan, bahwa pihaknya mempertimbangkan adanya laporan susulan terkait dugaan pelecehan.
"Kami melaporkan ini untuk mencari kejelasan dan keadilan. Klien kami merasa dirugikan secara finansial pada bisnis rental mobilnya akibat fitnah yang beredar," ujar Zaki pada Rabu (1/10/2025).
Sehari berselang, pada Jumat (19/9/2025) lali, giliran pihak Imam Muslimin yang mengambil langkah hukum.
Didampingi kuasa hukumnya, Austian Siagian, Imam Muslimin melaporkan akun TikTok @sahara_vibesssss dengan serangkaian pasal berlapis.
Laporan tersebut mencakup pelanggaran UU ITE, pencemaran nama baik (Pasal 310 KUHP), pengancaman yang menimbulkan rasa takut (Pasal 335 KUHP), ancaman pembunuhan (Pasal 336 KUHP), hingga memasuki properti tanpa izin (Pasal 167 KUHP).
"Langkah hukum ini terpaksa kami ambil karena dampak viral dari unggahan tersebut luar biasa merugikan klien kami. Pekerjaannya terganggu, bahkan beberapa proyek terpaksa dibatalkan," kata Austian.
Sementara itu, Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Satreskrim Polresta Malang Kota, AKP Khusnul, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima kedua laporan tersebut.
Pihaknya menyatakan bahwa berkas laporan dari kedua belah pihak sedang dalam proses penanganan internal.
"Benar, laporan dari kedua pihak telah kami terima. Saat ini sedang diproses untuk lebih lanjut," pungkas Khusnul.
(*)
Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com
Siswi di Bandung Barat Meninggal Diduga Keracunan, Mulut Berbusa, BGN Sebut Tak Berhubungan MBG |
![]() |
---|
Bertambah 2, Daftar Korban Tewas Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Ada yang dari Bangka Belitung |
![]() |
---|
Daftar Korban Tewas Ambruknya Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Bertambah 2, Ada yang dari Bangka Belitung |
![]() |
---|
Ramai Tolak Tayangkan Podcast Sahara, Yai Mim Justru Desak Denny Sumargo Tayangkan: Kita Akan Damai |
![]() |
---|
VIDEO Detik-detik Evakuasi Haikal, Selamat Usai 3 Hari Terjebak Reruntuhan Ponpes Al Khoziny |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.