Berita Viral

Tak Menuntut Maaf, Yai Mim Tegas Tolak Berdamai dengan Sahara, Siap 'Perang' usai Keluarga Terseret

Meski pihak Sahara telah meminta maaf atas perbuatannya, Yai Mim mengisyaratkan menutup pintu damai. Yai Mim menegaskan bahwa dirinya siap berperang

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TIKTOK/roseenjoysherlife
TOLAK BERDAMAI- Meski pihak Nurul Sahara telah meminta maaf atas perbuatannya, Yai Mim mengisyaratkan menutup pintu damai. Yai Mim menegaskan bahwa dirinya siap berperang 

TRIBUNSUMSEL,COM -- Konflik antara Mantan dosen UIN Malang, Imam Muslimin atau Yai Mim dengan tetangganya pemilik rental mobil, Nurul Suhara semakin memanas.

Meski pihak Sahara telah meminta maaf atas perbuatannya, Yai Mim mengisyaratkan menutup pintu damai.

Yai Mim mengungkapkan dirinya tidak pernah menuntut agar tetangganya itu meminta maaf.

Baca juga: Momen Sahara Telepon Yai Mim di Podcast Denny Sumargo, Saya Mohon Maaf Atas Omongan yang Kasar

PERMINTAAN MAAF- Nurul Sahara, istri pemilik rental mobil menyampaikan permintaan maaf setelah berseteru dengan mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin atau akrab disapa Yai Mim.
PERMINTAAN MAAF- Nurul Sahara, istri pemilik rental mobil menyampaikan permintaan maaf setelah berseteru dengan mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang, Imam Muslimin atau akrab disapa Yai Mim. (ig/dennysumargo)

Sebaliknya, ia menuturkan bahwa secara pribadi tidak pernah menganggap Suhara bersalah.

"Secara pribadi saya dan istri, Rosida, tidak ada masalah. Bagi saya, Ibu Suhara bukanlah kesalahan, tapi sebuah kebenaran. Maka saya tidak menuntut Ibu Suhara untuk minta maaf, karena bagi saya ia tidak salah,” ujar Yai Mim, melalui unggahan Instagramnya, Rabu, (1/9/2025).

Meski begitu, ia menilai tindakan yang dilakukan Ibu Sahara menimbulkan keresahan hingga berdampak pada kalangan keluarganya maupun masyarakat luas setelah viral di media sosial. 

“Dampaknya terasa bagi anak dan istri lama saya, mantan istri, menantu, santri, bahkan masyarakat luas sampai Papua. Mereka resah,” terangnya.

Dalam pernyataannya, Yai Mim menegaskan bahwa dirinya berpegang pada prinsip perang ala Majapahit yang tidak mengenal kata mundur maupun mediasi.

Menurut Yai Mim, terdapat kaedah dalam ilmu perang yang diadopsi dari tradisi Majapahit, yakni “berlalang menyambar mangsa.” Artinya, ketika perang sudah dimulai, serangan harus dilakukan habis-habisan hingga lawan benar-benar kalah.

"Nah, kalau sudah perang, tentara Majapahit terus habis-habis sampai mati," katanya.

“Kalau sudah generang perang ditabuh, tidak boleh mundur apalagi gencatan senjata. Tidak ada istilah mediasi,” tegas Yai Mim.

Baca juga: Sempat Berapi-api, Sahara Pemilik Mobil Minta Maaf ke Yai Mim usai Berseteru Soal Lahan Parkir

Yai Mim menyebut laporan yang dilayangkan oleh Suhara merupakan tanda bahwa pihak lawan sudah menabuh genderang perang.

Sebagai balasan, dirinya pun menunjuk Agustian Anggi Syakian beserta rekan-rekan sebagai kuasa hukumnya untuk menghadapi proses tersebut.

“Kalau sudah saling menabuh genderang perang, maka jangan ada yang mundur. Biarkan kami perang. Pak Wali cukup jadi penonton. Yang menang kita apresiasi, yang kalah biar jadi pelajaran,” kata Yai Mim.

Karena itu, Yai Mim menegaskan konflik ini akan terus dibiarkan berjalan melalui jalur hukum tanpa upaya damai.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved