Mayat Pegawai Koperasi di Pasangkayu

Pilu Nenek Hijrah Masih Panggil Nama Korban, Tak Sadar Cucu Kesayangan Dibunuh saat Tagih Nasabah

Nenek Hijrah yang renta kerap memanggil nama cucunya, tanpa menyadari gadis belia itu telah tiada pasca tewas dibunuh nasabahnya saat tagih utang

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Weni Wahyuny
TIKTOK/aziz_19960305
TEWAS USAI TAGIH NASABAH- Hijrah (19), pegawai jasa keuangan koperasi milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tewas dibunuh nasabahnya saat tagih utang. Nenek Hijrah yang sudah renta sakit-sakitan kerap memanggil nama cucunya, tanpa menyadari gadis belia itu telah tiada. 

TRIBUNSUMSEL.COM- Kematian Hijrah (19), pegawai PT Permodalan Nasional Madani (PNM) di Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat belum disadari oleh sang nenek.

Diketahui, semasa hidup Hijrah hanya tinggal berdua dengan neneknya yang sudah rentah sakit-sakitan di Desa Maponu, Kecamatan Sarjo, tak jauh dari tempat kerjanya.

Dari pantauan Tribunsultra.com, seorang nenek renta kerap terdengar memanggil nama cucunya, Hijrah, tanpa menyadari bahwa gadis belia itu telah tiada.

Baca juga: Pekerjaan Risman Pembunuh Hijrah Pegawai Koperasi di Pasangkayu, Tersinggung Diumpat Masalah Utang

Di sudut kamar yang pengap, ingatan nenek yang digerogoti penyakit pikun, membuatnya tidak tahu bahwa cucu yang sejak kecil berada dalam asuhannya kini telah pergi untuk selamanya. 

Sesekali, dengan suara lirih ia berbisik, seolah menanti kehadiran Hijrah pulang membawa senyum dan kabar baik.

Sejak usia satu tahun lebih pasca kedua orang tuanya bercerai, Hijrah tinggal berdua bersama sang nenek yang sakit-sakitan. 

Sepupunya, Fini, menyebut Hijrah sebagai cucu yang penuh tanggung jawab.

“Dia itu anak baik. Neneknya sudah sakit-sakitan, dan selama ini dirawat sama Hijrah,” tutur Fini dengan mata berkaca-kaca.

Meski sibuk bekerja, Hijrah tetap menyempatkan diri pulang setiap Minggu dan malam Senin.

Hari-hari lainnya ia habiskan bekerja di lapangan, menagih ke rumah-rumah nasabah koperasi.

"Tapi sejak kerja di PNM, Hijrah hanya bisa pulang hari Minggu dan malam Senin. Sisanya, ia sibuk bekerja untuk menghidupi diri dan membantu neneknya,” tutur Fini dengan suara bergetar.

Baca juga: Ucapan Ini Bikin Risman Gelap Mata Nekat Bunuh Hijrah Pegawai Koperasi, Sempat Boncengan Naik Motor

Semangatnya bukan hanya demi masa depan, tapi juga untuk menghidupi dirinya dan membantu kebutuhan nenek tercinta.

Namun, takdir berkata lain.

Nenek yang selama ini menjadi tempat Hijrah kembali, tak mengetahui kepergian cucunya.

Ibunda Hijrah, yang tinggal di Pantai Timur, Sulawesi Tengah, segera pulang ke Maponu setelah mendengar kabar duka.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved