Pembunuhan Kacab Bank di Jaktim
Terbagi 4 Klaster, Inilah 4 Sosok yang Berperan sebagai Penganiaya Kacab Bank BUMN hingga Tewas
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra mengatakan, selain klaster penganiaya, ada 3 klaster lainnya
TRIBUNSUMSEL.COM, JAKARTA - Sebanyak 15 orang jadi tersangka kasus penculikan Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN bernama Mohamad Ilham Pradipta (37).
Polda Metro Jaya mengungkap peran masing-masing 15 tersangka tersebut, salah satunya penganiaya hingga korban tewas.
Ada tiga orang yang terlibat di klaster ini, yakni:
1. JP, yang juga menjadi salah satu otak perencana, ikut menganiaya dan membuang korban.
2. MU berperan sebagai sopir mobil Fortuner hitam yang digunakan untuk menganiaya dan membuang korban ke Bekasi.
3. DS berperan sebagai sopir mobil Fortuner hitam yang digunakan untuk menganiaya dan membuang korban ke Bekasi.
Ada juga tersangka dari oknum TNI dalam klaster ini, yakni Serka N.
Penanganan perkaranya oleh Pomdam Jaya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra mengatakan, selain klaster penganiaya, ada 3 klaster lainnya dalam perbuatan keji itu.
"Dari 15 tersangka tersebut kami membagikan menjadi 4 kategori klaster," ujar Wira dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).
Baca juga: Masih DPO, Tampang EG Kasus Pembunuhan Ilham Kacab Bank BUMN, Berperan Buntuti Korban untuk Diculik
Klaster pertama adalah aktor intelektual atau otak dari penculikan terhadap kacab bank BUMN
Berikut para tersangka dalam klaster ini:
1. C alias Ken berperan dalam mengatur, merancang rencana, serta menyiapkan tim IT untuk memindahkan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan.
2. Dwi Hartono (DH) berperan mencari tim penculik, menyiapkan tim untuk membuntuti korban, merencanakan aksi, serta memberikan Rp 60 juta kepada JP untuk biaya operasional.
3. AAM berperan merencanakan penculikan korban dan menyiapkan tim membuntuti korban.
4. JP berperan menyiapkan tim eksekutor bersama N, ikut membuang korban di Cikarang bersama N, mengoordinasikan serta mengawasi proses pembuntutan hingga penculikan, serta memberikan uang Rp 150 juta kepada N untuk operasional.
Baca juga: Skenario Ken, Aktor Intelektual Pembunuh Kacab Bank BUMN, Gagal Ajak Korban Kerja Sama, Ada 2 Opsi
Eksekutor penculikan
Ada lima orang yang masuk klaster ini.
Berikut daftarnya:
1. Eras berperan memaksa korban masuk ke mobil para penculik, melakukan penganiayaan, serta melilitkan lakban dan mengikat tangan korban.
Ia menerima Rp 45 juta dari Kopda FH, tersangka yang tengah diusut Pomdam Jaya, lalu membagikan uang tersebut kepada empat rekannya masing-masing Rp 8 juta.
2. REH berperan membantu Eras memegangi korban dari belakang.
3. RS berperan membantu Eras memegangi korban dari sisi kanan.
4. AT berperan membantu Eras memasukkan korban secara paksa ke dalam mobil Avanza putih yang digunakan penculik dan memegangi korban dari kiri
5. EWB yang berperan sebagai sopir mobil penculik.
Ada juga tersangka dari oknum TNI dalam klaster ini.
Pemantau korban
Ada empat tersangka dalam klaster ini yang sudah ditangkap, yakni sebagai berikut:
1. AW
2. EWH
3. RS
4. AS.
"Dari kasus tersebut, masih ada satu orang yang belum tertangkap dan kami tetapkan sebagai DPO dengan inisial EG. Ini perannya adalah sebagai tim yang masuk dalam kategori klaster empat, ikut membuntuti korban," ujar Wira.
2 Anggota TNI Tersangka
Dua anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat (AD), yakni Sersan Kepala (Serka) N dan Kopral Dua (Kopda) FH resmi jadi tersangka kasus tersebut.
“Menetapkan dua orang tersangka atas nama Serka N dan Kopda F,” kata Komandan Polisi Militer Kodam Jaya Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm) Donny Agus Priyanto, dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).
Peran keduanya menyediakan para penculik untuk menjemput paksa Ilham.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, Polisi Militer Kodam Jaya telah menyita uang senilai Rp 40 juta dari Kopda FH.
“Uang tersebut diduga dari tindak pidana yang dilakukan,” ucap Donny.
Motif Pembunuhan
Adapun motif kasus penculikan dan pembunuhan terhadap Ilham ini karena hendak memindahkan rekening dormant ke rekening penampungan.
“Para pelaku atau tersangka berencana melakukan pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan yang telah dipersiapkan,” kata Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra di Polda Metro Jaya, Selasa (16/9/2025).
Peristiwa pidana ini bermula saat pelaku C alias Ken bertemu dengan pelaku Dwi Hartono pada Juni 2025.
Saat itu, Ken mempunyai rencana untuk memindahkan rekening dormant ke rekening penampungan yang telah dipersiapkan.
“Dalam rencana ini, C alias Ken telah menyiapkan tim IT. Namun, untuk melaksanakan hal tersebut, memerlukan persetujuan ataupun otoritas dari kepala bank,” ujar Wira.
“Sehingga pelaku atas nama C alias K mengajak DH untuk mencari kepala cabang atau cabang pembantu yang bisa diajak bekerja sama dalam rangka pemindahan uang tersebut,” tambah dia.
Rekening dormant adalah rekening bank yang tidak aktif dalam jangka waktu tertentu, biasanya karena tidak ada transaksi masuk maupun keluar seperti setor tunai, tarik tunai, transfer, atau pembayaran.
Sosok Ilham
Semasa hidupnya, pihak keluarga Ilham menyampaikan bahwa keseharian korban tidak pernah memiliki musuh dengan teman, rekan kerja, ataupun klien dalam hal terkait pekerjaan.
Sehingga saat mendengar kabar duka bahwa Ilham ditemukan tewas dalam kondisi tangan dan kaki terikat, serta mata tertutup lakban pihak keluarga dan para sahabat sangat terpukul.
"Orangnya sangat baik. Almarhum meninggalkan dua orang anak, laki-laki dan perempuan. Kelas IV Sekolah Dasar (SD), dan kelas II SD. Anaknya usia 10 tahun dan delapan tahun," kata adik ipar korban, Intania, dilansir dari Tribunjakarta.com.
Sementara itu, Ketua RT Aris Karsa Laksana mengungkapkan keseharian Ilham.
Rumah duka Ilham berada di kawasan Jalan Rimba, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor.
Baca juga: Demi Uang, Kopda FH Otaki Pembunuhan Ilham Kacab Bank BUMN, Beri Imbalan Rp 45 Juta Ke Penculik
Menurutnya, Ilham sosok yang sangat baik dan mudah bergaul dengan lingkungan sekitar.
"Dia ramah orangnya baik dan sering berbagi juga dengan warga sini,” kata Aris dirumah duka Ilham.
Ilham sendiri asli dan tinggal dikawasan Rimba ini. amun, Ilham tidak tinggal tetap di rumah duka ini.
“Dia enggak tinggal tetap di sini yah. Ini rumah orang tuanya, dia di rumah dinas Jakarta kalau tidak salah Cempaka Putih,” ujarnya.
Ilham diketahui memiliki dua orang anak dan memang bekerja di salah satu bank BUMN.
“Yang saya tau dia itu sebagai pegawai bank. Kepala Cabang. Dia berkeluarga punya anak 2 putra dan putri,” tandasnya.
Pada Kamis (21/8/2025) malam suasana rumah duka Ilham ramai oleh tetangga dan rekan kerja.
Selain itu, karangan bunga ucapan belasungkawa terus berdatangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Peran 15 Tersangka Penculikan dan Pembunuhan Kacab Bank BUMN"
Baca berita lainnya di Google News
Bergabung dan baca berita menarik lainnya di saluran WhatsApp Tribunsumsel.com
Masih DPO, Tampang EG Kasus Pembunuhan Ilham Kacab Bank BUMN, Berperan Buntuti Korban untuk Diculik |
![]() |
---|
Skenario Ken, Aktor Intelektual Pembunuh Kacab Bank BUMN, Gagal Ajak Korban Kerja Sama, Ada 2 Opsi |
![]() |
---|
Dalang Utama Kasus Penculikan & Pembunuhan Kacab Bank BUMN, 2 TNI Diperintah Siapkan Penculik |
![]() |
---|
Terungkap Motif Penculikan dan Pembunuhan Ilham Kacab Bank BUMN, Incar Uang dari Rekening Dormant |
![]() |
---|
Serka N dan Kopda FH jadi Tersangka Penculikan & Pembunuhan Ilham Kacab Bank BUMN, Rp40 Juta Disita |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.