Sekeluarga Tewas di Indramayu

Pembunuh Sahroni & 4 Anggota Keluarganya di Indramayu Ditangkap, Dedi Mulyadi Minta Dihukum Setimpal

Pelaku pembunuhan Haji Sahroni (70) dan sekeluarganya dikabarkan telah ditangkap. 5 Anggota keluarga itu ditemukan terkubur di bawah pohon nangka

Penulis: Aggi Suzatri | Editor: Slamet Teguh
Tangkapan layar Ig @indramayuterkini
SATU KELUARGA TEWAS- (kiri) Haji Sahroni (70), (tengah) Budi putranya, (kanan) Euis menantunya, menjadi korban tewas sekeluarga di Jalan Siliwangi, Pinggir Jalan Raya Paoman, Indramayu, Jawa Barat. Pelaku pembunuhan Haji Sahroni (70) dan sekeluarganya dikabarkan telah ditangkap. 5 Anggota keluarga itu ditemukan terkubur di bawah pohon nangka, kini pelaku ditangkap. 

TRIBUNSUMSEL.COM - Pelaku pembunuhan Haji Sahroni (70) dan sekeluarganya di Indramayu dikabarkan telah ditangkap.

Diketahui, jasad Sahroni, dan anggota kelaurganya Budi (45) anak dari Sahroni, Euis (40) istri Budi, serta dua anak Budi dan Euis yang diperkirakan berusia 8 tahun dan bayi 8 bulan ditemukan tewas terkubur di bawah pohon nangka di halaman belakang rumah mereka di rumahnya di Jalan Siliwangi, Kelurahan Paoman, Kecamatan Indramayu, Jawa Barat, Senin (1/9/2025).

Adapun informasi penangkapan pelaku tersebut disampaikan langsung oleh Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, melalui akun Instagram resminya, Senin (9/8/2025).

Baca juga: Sosok Diduga Pelaku Pembunuh Sahroni Sekeluarga Terkubur Dicurigai Orang Dekat, Ini Kata Polisi

Dalam unggahannya, Dedi Mulyadi menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada seluruh jajaran Polda Jawa Barat, Direskrimum Polda Jabar, serta Kapolres dan Satreskrim Polres Indramayu atas kerja keras mereka dalam mengungkap kasus ini.

"Saya sampaikan bahwa pertama saya mengucapkan terima kasih pada Pak Kapolda Jabar, Direskrimum Polda Jabar dan seluruh jajaran, Kapolres Indramayu dan Kasat Reskrim Polres Indramayu atas pengungkapan pembunuh keluarga Sahroni," tulis Dedi Mulyadi dikutip Tribun Jabar dari akun instagram @dedimulyadi71, Senin (9/8/2025).

Dedi Mulyadi berharap, pelaku akan mendapatkan hukuman yang setimpal atas perbuatan yang telah dilakukannya.

"Hari ini dilakukan penangkapan dan pemeriksaan semoga pelaku pembunuhan mendapat hukuman yang setimpal dari perbuatan yang dia lakukan," sambung Dedi Mulyadi.

Meski demikian, belum terungkap siapa dan berapa jumlah pelaku pembunuhan 1 keluarga di indramayu tersebut.

Kronologi Penemuan Jasad Satu Keluarga

Haji Sahroni dan 4 anak cucunya ditemukan tewas terkubur di bawah pohon nangka di belakang rumah mereka di Jalan Siliwangi Nomor 52 Kelurahan Paoman, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Senin 1 September 2025 lalu.

Sebelumnya, penemuan jenazah satu keluarga tersebut diungkap oleh pihak keluarga korban dan tetangga sekitar.

Awalnya sahabat korban curiga dengan Euis yang tak kelihatan keluar rumah sejak Jumat (29/8/2025).

Kabarnya, tetangga juga heran kenapa Euis tidak membalas chat-nya selama berhari-hari.

Baca juga: Penjelasan Polisi Soal Beredar Isu 1 dari 3 Pelaku Pembunuhan Satu Keluarga di Indramayu Ditangkap

Sahabat korban pun sempat mendatangi rumah Haji Sahroni pada Sabtu (30/8/2025) namun tak berhasil menemui Euis.

Hingga pada Senin, sahabat Euis pun mendatangi rumah Ema, saudara haji Sahroni seraya mengadukan kecurigaannya pada keluarga Sahroni.

Ema yang merupakan keluarga kandung Haji Sahroni pun akhirnya mendatangi TKP.

Alangkah terkejutnya Ema dan keluarganya saat menemukan jasad Sahroni terkubur di dalam gundukan tanah dekat pohon nangka.

Setelah penemuan itu, Ema pun melapor ke pihak kepolisian.

Percakapan Terakhir

Selain itu, berdasarkan keterangan tetangga, katanya salah satu keluarga Sahroni sempat cerita soal bakal kedatangan tamu.

"Dari habis Jumatan itu masih ada. Sore Sabtu ini enggak ada. Katanya sih ada tamu dari Tangerang, nginep, enggak tahu nginep di sini atau enggak," ungkap Ema, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube Tribun Cirebon, Rabu (3/9/2025).

Selain ke tetangga, salah satu keluarga Sahroni juga sempat curhat ke penjual ayam bakar soal kedatangan tamu.

Karenanya keluarga Sahroni membeli banyak ayam bakar.

"Dia (keluarga Sahroni) itu beli ayam bakar di depan, lima (ayam), ditanyain sama itu (pedagang ayam bakar) 'buat apa banyak-banyak (beli)?'. (kata keluarga Sahroni) 'ada teman, ada saudara datang'," pungkas Ema.

Setelah itu, keluarga Sahroni tak lagi kelihatan ada di luar rumah sejak Sabtu.

Ema pun dibuat panik saat dihubungi ibunda Euis yang tiba-tiba menangis.

Ibunda Euis mengadu ke Ema kalau ia bakal segera ke Indramayu.

Hal itu karena sang ibu cemas kenapa Euis tidak bisa dihubungi sejak Sabtu.

"Sesudah itu tuh, ibunya Euis, korban, ngebel (telepon) nangis-nangis katanya mau ke Indramayu. Si Euis dibel (ditelepon) enggak diangkat-angkat," imbuh Ema.

Hingga kini Ema mengaku tidak tahu siapa sosok tamu dari Tangerang yang konon bakal datang ke rumah keluarga Sahroni.

"Tapi yang iya (enggak tahu) yang dari Tangerang udah sampai enggak? dari jam 11, jam 3 sore, tapi sampai sekarang belum juga datang," ujar Ema.

Sementara, keluarga Haji Sahroni  berharap pada aparat kepolisian untuk menuntaskan kasus tersebut.

 “Saya keponakan korban. Semoga kasus ini bisa terungkap dan pelaku bisa diamankan serta dihukum seberat-beratnya. Kami serahkan sepenuhnya penanganan perkara ini kepada kepolisian dan percaya penyidik mampu mengungkap kasus tersebut,” ujar Niko Hadimulya, keponakan almarhum Haji Sahroni, kepada pers di sela-sela prosesi pemakaman, Rabu (3/9/2025) lalu.

Baca juga: Percakapan Terakhir Keluarga Sahroni Sebelum Ditemukan Tewas Terkubur Sekeluarga, Curhat Tamu Datang

Keluarga menduga kuat bahwa peristiwa ini merupakan pembunuhan, mengingat kelima korban ditemukan terkubur dalam satu liang. Ia menjelaskan bahwa tidak pernah ada persoalan pribadi ataupun konflik yang dialami Sahroni.

“Tidak pernah terdengar ada masalah. Korban hanya pernah cerita soal ajakan berbisnis, karena memang punya usaha sarang walet di rumahnya,” ucapnya. 

Sahroni diketahui mengelola usaha sarang burung walet setelah pensiun, sementara Budi sebelumnya bekerja di bank sebelum membuka toko grosir bersama sang istri.

 11 Saksi Diperiksa

Sebelumnya penyidik Polres Indramayu masih mendalami kasus tragis ini.

Polisi juga telah menaikkan status penanganan perkara ke tahap penyidikan karena diyakini ada unsur pidana dalam peristiwa yang merenggut nyawa satu keluarga tersebut.

“Sampai saat ini update dari pengembangan kasus perihal meninggalnya lima orang dalam satu keluarga di Paoman, tim penyidik meningkatkan statusnya ke penyidikan." kata Kasi Humas Polres Indramayu, AKP Tarno.

"Karena dari tim rekan-rekan penyidik, meyakini menemukan ada peristiwa pidana pada kasus tersebut,” ucapnya.

Sejauh ini, sebanyak 11 saksi sudah diperiksa, mulai dari warga sekitar hingga pihak keluarga korban.

“Saksi awal sebenarnya lima orang, kemudian berkembang kurang lebih 11 orang sampai saat ini."

"Kemungkinan akan bertambah sesuai kebutuhan penyelidikan,” jelas dia.

Polisi juga mengamankan sebuah mobil yang diduga milik korban di wilayah Babadan, Indramayu.

Namun, detail mengenai temuan itu masih ditutup rapat.

“Soal mobil milik korban yang ditemukan di daerah Babadan, mohon maaf karena untuk kepentingan penyidikan belum bisa kami publikasikan."

"Tapi apakah memang itu mobil keluarga korban yang sudah diamankan, ya nanti akan kami rilis selanjutnya,” katanya.

Meski begitu, polisi masih berhati-hati menyebut tindak pidana yang terjadi.

“Dugaan pidananya apakah menjurus ke pembunuhan, masih kita dalami."

"Yang jelas, di dalam kasus tersebut sudah kita temukan peristiwa pidananya,” ujarnya. 

 

 

Baca berita Tribunsumsel.com lainnya di Google News  

Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved