Berita Nasional
Tangis Ayah Rheza Pecah Saat Lihat Jenazah Anak Tewas, Wajah Luka dan Banyak Bekas Pijakan Kaki
Rheza Sendy Pratama mahasiswa Universitas Amikom Yogjakarta meninggal dunia saat mengikuti aksi unjuk rasa di Yogjakarta, Minggu pagi (31/8/2025).
TRIBUNSUMSEL.COM -- Rheza Sendy Pratama mahasiswa Universitas Amikom Yogjakarta meninggal dunia saat mengikuti aksi unjuk rasa di Yogjakarta, Minggu pagi (31/8/2025).
Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi 2023 gugur saat ikut aksi demo di seputaran Mapolda DIY pada Minggu (31/8/2025).
Melansir dari Tribunjogja.com, Yoyon Surono ayah Rheza, mengaku mendapatkan kabar dari tetangga yang menunjukan foto kartu tanda penduduk (KTP) sang anak.
Tetangga itu menanyakan apakah sosok di foto itu adalah anaknya.
"Tetangga yang datang ke rumah nunjukin foto KTP, terus bilang ini Rheza? Ya Rheza kenapa?"kata Yoyon Surono menceritakan lagi kejadian yang dialaminya.
Mengenakan kaus warna putih dengan mata sembab dan sesenggukan, Yoyon Surono melanjutkan ceritanya, tetangga itu mengatakan tidak tahu.
Singkat cerita, menurut Yoyon Surono ayah Almarhum Rheza, ada seorang polisi menelepon mengabarkan Rheza terkena gas air mata dan dirawat di RSUP Sardjito.
Yoyon Surono kemudian datang ke RSUP Sardjito dan kenyataan pahit itu harus dihadapi Yoyon Surono.
Rheza Sendy Pratama, Mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi 2023 Universitas Amikom Yogyakarta meninggal dunia.
“Anaknya terbujur (kaku),” lalu sejenak berhenti karena menahan tangis.
“Saya tanya yang di sana, katanya dibawa dari unit kesehatan Polda,” tambahnya.
Kemudian Yoyon Surono memaparkan luka yang dialami sang anak.
Menurut sang ayah, kondisi Yoyon Surono menunjukkan tengkuk yang menurutnya patah.
Dia menyebutkan ada bekas luka pijakan kaki, wajah mengalami luka.
Bagian kaki dan tangan ada lecet, kemudian di bawah mata berwarna putih.
Yoyon juga memutuskan untuk tidak ada tindakan autopsi karena menganggap apa yang terjadi terhadap Rheza adalah musibah.
Yoyon hanya ingin bertemu dengan teman anaknya yang malam sebelum kejadian mengajaknya ngopi.
“Malam itu dia minta uang untuk ngopi sama temannya,” kenangnya.
Yoyon mengatakan, Rheza masih tercatat mahasiswa Semester V Universitas Amikom Yogyakarta.
“Sebenarnya saya sudah suruh dia di rumah saja,” tambahnya.
Malamnya, di hari sebelum ia dijemput ajal, Sabtu (30/8/2025), ia diajak ngopi oleh teman SMK di kawasan Tugu.
“Paginya dia sudah ada di depan Polda DIY. Saya tidak mengira. Baru saja kemarin dia bayar kuliah, baru masuk libur. Saya suruh di rumah saja,” kata sang ayah dengan suara tertahan.
Yoyon menegaskan, keluarganya hanya ingin satu hal: tidak ada lagi korban dari aksi demonstrasi.
“Harapannya, kalau ada demo itu damai. Pengamanan diperketat, jelas, jangan asal main gebuk. Kasihan orang-orang yang tidak tahu apa-apa,” tambah dia.
Bagi Yoyon, kehilangan ini bukan sekadar luka pribadi, melainkan peringatan keras tentang perlunya perlindungan warga dalam menyuarakan pendapat.
“Kami pasrah. Ini musibah. Tapi semoga tak ada lagi keluarga lain yang harus merasakan apa yang kami rasakan hari ini,” tutupnya.
Menunggu polisi
Mewakili kampus, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan Ahmad Fauzi menyatakan, Universitas Amikom Yogyakarta berbelasungkawa atas meninggalnya Rheza.
Fauzi menyampaikan pihak Universitas Amikom Yogyakarta mendapat kabar Rheza meninggal dunia pada Minggu siang dari teman-teman Almarhum.
Terkait kronologi kematiannya, Fauzi menuturkan saat ini pihaknya masih mencari informasi lebih lanjut.
"Kalau penyebab kematiannya, ya, informasi yang beredar, video yang beredar memang begitu," ungkap Fauzi.
"Kami belum melakukan penelusuran lebih lanjut. Hanya ini saja yang bisa kami sampaikan," sambungnya.
Kronologi Kejadian
Melalui unggahan di akun Instagram resmi Forum BEM DIY (@forumbemsediy), yang juga dibagikan ulang oleh BEM Universitas Amikom Yogyakarta, dijelaskan kronologi meninggalnya Rheza.
Dalam pernyataan tersebut, Forum BEM DIY menyampaikan belasungkawa mendalam dan doa untuk almarhum serta keluarga yang ditinggalkan.
“Semoga Allah SWT melapangkan kuburnya, mengampuni segala khilafnya, serta menempatkan almarhum di sisi terbaik-Nya. Kepada keluarga yang ditinggalkan, semoga diberi ketabahan dan kekuatan,” tulis Forum BEM DIY.
Menurut keterangan, Rheza turut hadir dalam aksi demonstrasi yang digelar di Yogyakarta. Saat situasi mulai tidak kondusif, motor yang dikendarainya mati ketika hendak berbalik arah.
Pada saat bersamaan, aparat menembakkan gas air mata, yang menyebabkan Rheza terjatuh. Rekan yang dibonceng berhasil menyelamatkan diri, namun Rheza mengalami kondisi fatal dan akhirnya meninggal dunia.
Kejadian tragis ini memicu gelombang keprihatinan dari berbagai elemen mahasiswa, khususnya dari Forum BEM se-DIY.
Mereka menyayangkan insiden yang merenggut nyawa seorang mahasiswa dalam ruang perjuangan yang seharusnya dijaga kehormatannya.
“Kematian ini bukan hanya duka bagi keluarga, tapi juga cambuk bagi kita semua. Seorang mahasiswa, seorang anak bangsa, tumbang bukan karena penyakit atau musibah biasa, melainkan dalam ruang perjuangan,” tulis Forum BEM DIY.
“Kita kehilangan seorang kawan, tapi kita tak boleh kehilangan daya juang,” tutup pernyataan tersebut.
Suasana Pemakaman
Suasana Pemakaman Rheza Sendy Pratama di Sleman Dihadiri Ratusan Pelayat
Rekan-rekan Rheza memadati rumah dukadi Jaten RT 02 RW 30, Desa Sendangadi, Kapanewon Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Mereka juga turut menghantar Rheza di tempat peristirahatan terakhirnya.
Jenazah Rheza dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Sasanalaya Jatisari, Mlati, Sleman.
Tampak beberapa teman Rheza tak kuasa menahan air mata sambil melantunkan doa untuk sahabat mereka.
Mayoritas pelayat dan pengiring jenazah Rheza ke pemakaman adalah anak muda seusia almarhum.
Perwakilan pihak Universitas Amikom Yogyakarta pun menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya mahasiswa mereka.
Kampus menegaskan masih menunggu informasi resmi dari kepolisian terkait kronologi kejadian.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Amikom Yogyakarta, Dr. Achmad Fauzi, S.E., M.M., menjelaskan bahwa hingga kini pihaknya belum memperoleh keterangan lengkap mengenai peristiwa yang merenggut nyawa mahasiswa tersebut.
“Karena itu tidak dalam pantauan kami, kami tidak tahu persis kejadiannya. Informasi baru kami terima siang tadi, dan polisi pun belum memberi keterangan. Kami fokus mendampingi almarhum dulu, mulai dari rumah sakit hingga ke rumah duka,” kata Achmad Fauzi.
“Kami mendapatkan informasi awal dari pers mahasiswa. Saat ini, langkah kampus masih akan kami korelasikan lebih lanjut, termasuk apakah perlu dilakukan advokasi. Kami sangat prihatin dan sedih sekali, kenapa harus sampai merenggut nyawa yang mestinya tidak perlu terjadi. Kedua belah pihak sebenarnya bisa menahan diri,” ujarnya.
Fauzi menekankan, kampus belum bisa melakukan investigasi lebih jauh, termasuk berkoordinasi dengan kepolisian, karena informasi baru diterima pada siang hari dan pihaknya masih berfokus pada pendampingan keluarga korban.
Terkait harapan ke depan, ia menyampaikan agar kepolisian dapat segera memberikan kejelasan.
“Kami berharap pihak kepolisian bisa memberikan informasi tentang kejadian yang sebenarnya. Di luar pantauan kami, tapi dia adalah mahasiswa kami. Kami berharap kepolisian bisa berkoordinasi dengan kami,” tutupnya.
Setuju Gaji Anggota DPR RI Dipotong, Rieke Diah Pitaloka : Mau Dikurangi Semua Juga Tidak Masalah |
![]() |
---|
Daftar 5 Gedung DPRD Dibakar Massa : Makassar, Sulsel, Solo, NTB, Cirebon |
![]() |
---|
Reaksi Salsa Erwina Soal Ahmad Sahroni Dicopot dari Jabatan Wakil Ketua Komisi, Harusnya Dipecat |
![]() |
---|
Dicopot dari Kursi Wakil Ketua Komisi III, Ahmad Sahroni Teken Surat Pencopotan Dirinya Sendiri |
![]() |
---|
Deretan Anggota DPR RI Dinilai Salsa Erwina Harus Dipecat, Ada Ahmad Sahroni Hingga Uya Kuya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.