Seputar Islam

20 Prinsip Mencari Rezeki dalam Islam, Minta Hanya kepada-Nya, Jangan Malas, Halal dan Bersedekah

Prinsip rezeki dalam Islam maksudnya adalah hal-hal yang mendasar tentang segala sesuatu yang diberikan Allah kepada seseorang dalam pandangan islam

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
tribunsumsel/lisma
PRINSIP MENCARI REZEKI -- Ilustrasi orang bekerja mencari rezeki, berikut 20 Prinsip Mencari Rezeki dalam Islam. 


 “Maksudnya, jangan menukar keimanan terhadap ayat ayatku dan keimanan kepada Rasul-Ku dengan dunia dan  syahwatnya, karena dunia itu hal yang kecil (remeh)” (Tafsir  Ibnu Katsir).


 Prinsip 6 : Tinggalkan yang syubhat
Syubhat dalam istilah syar'i adalah perkara yang samar,  tidak diketahui apakah halal hukumnya ataukah haram,
 apakah kebenaran ataukah kebatilan?”. 

 Dan seorang Muslim, selain diperintahkan untuk menjauhkan diri dari yang haram dalam mencari rezeki, juga
 diperintahkan untuk menjauhkan diri dari yang syubhat.

Prinsip 7 : Rezeki adalah sarana untuk mencari akhirat

Firman Allah yang artinya:

 “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan  supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak
 menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak  menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan.
 Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang  mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh” (QS. Adz
 Dzariyat: 56 – 58).
 
 Prinsip 8 : Syukuri walaupun sedikit

 Minimalnya ada tiga alasan mengapa kita harus  bersyukur andaikan rezeki yang Allah takdirkan kepda kita
 sedikit.
 Pertama:
 Karena sebenarnya rezeki yang Allah berikan kepada  kita itu tidak sedikit. Bahkan saking banyaknya, kita tidak
 bisa menghitungnya.

Allah Ta'ala berfirman yang artinya:

 "Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat  kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu,
 sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)." (QS.  Ibrahim : 34)

Maka sudah selayaknya kita bersyukur atas nikmat yang  banyak tersebut. Rezeki terkadang nampak sedikit dalam  pandangan kita karena lalainya kita dalam merenungi nikmat  Allah dan juga gelapnya mata kita oleh hawa nafsu dan cinta  dunia.
 

Kedua:

 Orang yang kurang bersyukur terhadap nikmat yang  sedikit pun ia tidak akan bersyukur dengan nikmat yang
 banyak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 “Orang yang tidak mensyukuri yang sedikit, ia tidak akan bersyukur pada nikmat yang banyak” (HR. Ahmad no.
 18449, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Al Jami’ no.3014).

 Sehingga, orang yang tidak bersyukur dengan nikmat  yang sedikit akan terus merasakan sempit hati, betapa pun  besarnya nikmat yang ia dapatkan.

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved