Seputar Islam

Makna Hadits Tangan Kanan Memberi Tangan Kiri Jangan Sampai Tahu, Wa Rajulin Tasaddaqa Bisadaqatin

Tangan kanan memberi tangan kiri jangan sampai tahu adalah pengingat abadi bahwa kedermawanan sejati bersemayam dalam hati yang tulus dan ikhlas.

Penulis: Lisma Noviani | Editor: Lisma Noviani
Tribunsumsel.com
KALIGRAFI NABI MUHAMMAD SAW --Makna Hadits Tangan Kanan Memberi Tangan Kiri Jangan Sampai Tahu, Wa Rajulin Tasaddaqa Bisadaqatin 

TRIBUNSUMSEL.COM -- Tangan kanan memberi tangan kiri jangan sampai tahu. Kalimat tersebut bukan sekadar frasa atau kutipan.

Tangan kanan memberi tangan kiri jangan sampai tahu adalah kalimat yang bersumber dari hadits Rasulullah SAW. 

Simak artikel-artikel Seputar Islam lainnya, di sini.

Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah tersebut  berbunyi: 

Tulisan Arab:

ورجل تصدق بصدقة فاخفاها حتى لا تعلم شماله ما صنعت يمينه 

Latin Arab:

"Wa rajulin taṣaddaqa biṣadaqatin fa akhfāhā ḥattā lā ta'lamu shamālahu mā ṣana'at yaminuh"

Artinya:

“Seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.” Dia adalah salah satu golongan yang akan dinaungi Allah di hari kiamat.

Dilansir dari manhaj.or.id, hadits tersebut bagian dari  sebuah hadits yang menyatakan bahwa kelak pada hari kiamat Allah SWT akan memberikan perlindungan kepada 7 golongan orang. 

Salah satunya adalah golongan  orang yang semasa hidupnya suka bersedekah sedemikian rupa sehingga tidak diketahui orang lain.

Dalam hadits itu disebutkan bahwa ketika tangan kanan memberikan sedekah, tangan kiri tidak mengetahuinya. Apakah maksudnya, tangan kanan memberi, tangan kirinya disimpan jangan sampai terlihat? Tentu bukan itu.

Berikut makna dan maksud hadits tangan kanan memberi tangan kiri jangan sampai tahu.

Pertama, Tangan kanan memberi tangan kiri tidak tahu sebagai seruan kepada kita untuk memberi dengan tulus ikhlas, tanpa keinginan untuk pamer atau mencari pujian.

Kedua, pengertian secara harfiah, frasa ini menggambarkan tindakan memberi bantuan atau sedekah secara diam-diam, orang lain tidak mengetahuinya.

Ketika tangan kanan kita mengulurkan bantuan, tangan kiri—yang secara fisik sangat dekat—bahkan tidak menyadari apa yang terjadi. 

Ketiga,  Tangan kiri jika dikaitkan dengan tangan kanan sebagaimana disebut dalam hadits di atas merupakan pasangan anggota badan yang terdapat dalam diri seseorang, sebagaimana telinga kiri berpasangan dengan telinga kanan,  kaki kiri berpasangan dengan kaki kanan, dan seterusnya. 

Tangan kanan disimbolkan dengan kebaikan atau makna positif, tangan kiri disimbolkan sebagai makna negatif.

Ini berarti makna hadits di atas dapat diartikan sebagai  simbol positif berupa amal sedekah kepada orang lain dengan dilandasi niat yang baik.

Dengan kata lain, yang dimaksud dengan “tangan kanan” adalah perbuatan baik yang didorong oleh keinginan yang baik, yakni niat ikhlas beribadah  semata-mata untuk mencari ridha Allah SWT. Inilah yang sering disebut dengan nafsul muthmainnah, yakni nafsu yang baik.

Sedangkan “tangan kiri”  adalah simbol negatif berupa kejelekan yang didorong oleh keinginan yang jelek, seperti riya’, pamrih dan sombong. Inilah yang sering disebut dengan nafsul ammarah bis suu’, yakni nafsu yang jelek. 


Keempat, sedekah bukan untuk riya atau dipuji.

Konteksnya boleh saja sedekah secara terang-terangan, atau pun sembunyi-sembunyi asalkan niatnya karena Allah bukan karena riya atau ingin dipuji.

Jadi menerapkan "tangan kanan memberi, tangan kiri tidak tahu" tidak berarti kita tidak boleh berpartisipasi dalam program donasi yag terorganisir atau mengakui kontribusi orang lain. Ini lebih tentang sikap hati dan niat di balik setiap tindakan memberi. 

Tangan kanan memberi tangan kiri jangan sampai tahu adalah pengingat abadi bahwa kedermawanan sejati bersemayam dalam hati yang tulus dan ikhlas.

Itulah penjelasan tentang Makna Hadits Tangan Kanan Memberi Tangan Kiri Jangan Sampai Tahu, Wa Rajulin Tasaddaqa Bisadaqatin. (lis/berbagai sumber)

Baca juga: Hadits Mencintai Manusia Jangan Melebihi Cinta kepada Allah dan Rasul, Cintalah karena Allah

Baca juga: Arti Dzikir Ya Latif Ya Nafi dan Keutamaannya, Salah Satu Amalan untuk Membuka Pintu Jodoh

Baca juga: Hadits 7 Golongan Orang yang Dinaungi Allah pada Hari Kiamat, Siapa Saja? Begini Penjelasannya

Baca juga: Arti Allahumma Barik Lahum Fima Razaqtahum Waghfirlahum, Doa untuk Orang yang Memberi Makan-Minum

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved